Di negara demokrasi, sering dijumpai aksi demonstrasi di jalanan sebagai salah satu bentuk penyaluran aspirasi. Namun, saat ini demo dilakukan untuk tujuan politik kelompok tertentu. Mereka-mereka ini sepertinya hanya sekelompok orang bayaran untuk meramaikan demo yang sedang dilakukan.
Mereka adalah Persaudaraan Alumni 212 (PA 212). Kelompok ini dinilai mengandung unsur politik, meskipun mereka dengan lantang membela agama, namun kenyataannya mereka hanya memanaskan situasi dan kondisi.
Beberapa waktu lalu PA 212 pun berdemo ke kedutaan India untuk memprotes keras pelarangan hijab. Tapi demo mereka gagal. Gedung kedutaan India kosong karena bekerja dari rumah alias Work From Home (WFH).
Kebanyakan demonstrasi di jalanan malah menyusahkan orang lain. Karena demonstrasi bisa membuat kotor jalan, menimbulkan kemacetan, memancing kemarahan bahkan bisa menimbulkan perselisihan atau bentrokan fisik.
Sama seperti demonstran dari PA 212 yang menyusahkan masyarakat Jakarta beberapa tahun terakhir ini. Belum lagi wabah pandemi COVID-19 yang belum usai, mereka malah membuat kerumunan dengan alibi persaudaraan. Padahal kegiatan mereka dikendarai oleh kepentingan politik.
Discussion about this post