Formula E menimbulkan polemik besar yang hingga kini masih mengantuinya. Baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan sirkuit Formula E yang menggunakan bambu sebagai kerangka konstruksi pada sirkuit yang akan dipakai untuk balapan mobil listrik tersebut. Seperti dikatakan oleh penanggung jawab proyek sirkuit Formula E dari PT Jaya Konstruksi, Ari Wibowo, penggunaan bambu di zona 5 sirkuit Formula E dikatakan karena pembangunan konstruksi memerlukan konstruksi yang ringan.
“Jadi begini, ini ada banyak hal, selain besi itu mahal, untuk supaya konstruksi ini tidak turun, kita harus memakai konstruksi yang ringan. Kalau besi itu berat, yang ringan itu kita pakai bambu.”
Lebih lanjut, Ari juga mengatakan bahwa penggunaan bambu sebagai lapisan sirkuit ini menjadi pilihan alternatif demi memenuhi masa pelaksanaan pembangunan sirkuit yang praktis hanya berjarak 54 hari, tepatnya mulai 3 Februari sampai 28 Maret 2022, sehinggga diperlukan efisiensi waktu dalam pengerjaannya.
“Begini, ini kita masalah waktu. Kalau kita membuat yang pabrikan, seperti beton yang panjang, saya tidak berbicara harga, saya berbicara waktu. Waktu pabrikasi saja memerlukan waktu, gitu kira-kira,” kata Ari Wibowo lagi, seraya menambahkan bahwa dalam material yang diperlukan untuk membangun sirkuit, pihaknya juga menggunakan material lain selain bambu, tetapi tidak semua barang bisa didapatkan dalam waktu cepat.
Memang waktu pelaksanaan Formula E semakin dekat, dan kontraktor sirkuit sepertinya mencari jalan tengah dengan menggunakan bahan yang mudah dipasang seperti bambu. Namun penggunaan berbahan dasar bambu seperti tidak ada cukup uang untuk membangun sirkuit layak pakai.
Jika nantinya dalam acara balapan internasional tersebut mengalami suatu kejadian yang berkaitan dengan kualitas sikruit, jelas akan mencoreng nama Indonesia karena dinilai asal-asalan dalam membuat sirkuit.
Discussion about this post