Fadli Zon terkenal sebagai tokoh politik yang paling konsisten melakukan nyinyiran kepada pemerintah. Dirinya sering melontarkan kalimat-kalimat nyelekit melalui cuitan di Twitter pribadinya.
Dan baru-baru ini, Fadli Zon dinobatkan oleh netizen sebagai ‘Tokoh RI paling nyinyir’ di media sosial.
Dia anggota dewan, tapi seperti tidak ada kerjaan hingga sering menghabiskan waktu dengan nyinyiran. Dan dengan pedenya, dia merasa bawha yang dilakukannya bukan sebuah nyinyiran, tapi suatu bentuk komunikasi dengan masyarakat.
“Saya sih tidak pernah merasa nyinyir, tetapi sebagai wakil rakyat tentu kita harus menggunakan berbagai platform untuk berkomunikasi dengan masyarakat dengan menggunakan platform media sosial itu, karena pengguna internet kita kan luar biasa, di atas 200 juta,” kata Fadli Zon.
Menurutnya, nyinyiran biasanya identik dengan pernyataan yang sifatnya negatif dan cenderung tidak memiliki data. Dan yang disampaikannya adalah pernyataan yang berupa serapan dari aspirasi rakyat.
“Nyinyir itu keliatannya imagenya jelek ya, kayak orang ngomong tapi gak punya data, saya selalu bicara dengan latar belakang data, fakta, dan tidak pernah terkait tanpa itu, pasti ada dasarnya,” katanya Fadli Zon.
Coba ingatkan dia kembali soal kasus Ratna Sarumpaet yang sempat dibelanya, dan akhirnya ketahuan bahwa Ratna Sarumpaet bohong dan masuk penjara.
Ngaku ngomong sesuai fakta, tapi tidak melakukan cross check dulu. Harusnya verifikasi dulu baru ngoceh.
Lucunya lagi, Fadli Zon terlalu produktif di Twitter untuk ukuran seorang anggota dewan. Disebut-sebut sudah mencapai 300 ribu cuitan di tengah kesibukannya yang begitu menyita banyak waktu.
Kalau nyinyirannya dianggap sebagai komunikasi dengan masyarakat, maka ini salah kaprah. Kalau tidak, bagaimana mungkin dia dianugerahi gelar tokoh paling nyinyir oleh netizen. Itu adalah sinyal kalau Fadli Zon tidak ada manfaatnya sama sekali di dunia politik. Nyinyir yang berlindung di balik ketiak demokrasi.
Discussion about this post