Kemarin presiden bersama 34 gubernur melakukan ritual khusus di IKN. Dalam ritual tersebut, setiap kepala daerah membawakan tanah beserta air dari wilayahnya masing-masing. Anies pun hadir dengan membawa tanah dan dari kampung akuarium.
Dalam akun resmi Facebook miliknya, Anies menjelaskan alasan membawa tanah dan air tersebut.
“Tanah dari Kampung Akuarium menghadirkan harapan bahwa pembangunan kota baru yang akan dijadikan ibu kota ini hendaknya tidak memarjinalkan rakyat kecil dan justru nyata-nyata akan memberikan kemajuan dan kebahagiaan bagi semua, khususnya rakyat kebanyakan,” kata Anies.
Statement Anies tersebut sepertinya beraroma sindiran dari Anies kepada gubernur DKI Jakarta sebelumnya. Mungkin Anies menanganggap sebagai kemanengan melawan kebijakan dan program kerja Ahok yang berani menertibkan permukiman yang terletar di kawasan Cagar Budaya resmi tersebut.
Sebetulnya alasan Ahok menertibkan kawasan Cagar Budaya tersebut baik, dan ditakuti akan menjadi hak milik bagi pemakai lahan dan dijual belikan oleh penghuninya.
Tindakan Anies yang membawa tanah dan air dari Kampung Akuarium dinilai bisa menjadi bumerang baginya, bahwa Anies melanggar Perda dan UU terkait Cagar Budaya.
Memang keberpihakan Anies kepada warga yang menetap di Kampung Akuarium melanggar Perda tersebut, dan memang keberpihakan Anies sarat akan politis untuk mencari simpati para warga setempat.
Seharusnya Anies membawa tanah bekas gusurannya di Pentamburan, kalau perlu tanah bekas galian sumur resapan.
Membawa tanah Kampung Akuarium memang menggambarkan kelicikan Anies untuk menutupi kesalahannya soal tanah gusuran.
Ingin dilihat sebagai pro rakyat, tapi hanya gimmick saja, itulah kerjaan gubernur DKI saat ini.
Discussion about this post