Kalau dipikir-pikir, Partai Demokrat berbeda antara perkataan dan perbuatan. Karena faktanya, partai ini pernah memboomingkan slogan ‘Katakan Tidak Pada Korupsi’.
Sampai-sampai, slogan tersebut dibuatkan iklan dan ditayangkan di televisi pada waktu itu. Dan apesnya, para bintang iklan yang juga para kader demokrat jusru melakukan korupsi besar-besaran.
Salah satunya yang baru-baru ini keluar dari penjara adalah Angelina Sondakh. Kala itu dirinya divonis 10 tahun penajara karena tersandung kasus korupsi Wisma Atlet Palembang.
Selain itu ada juga Andi Mallarangeng yang tersandung kasus korupsi Hambalang.
Si Andi ini yang menarik. Pasca keluar dari penjara, ia kembali ditarik ke Partai Demokrat dan diberi jabatan sebagai Sekretaris Majelis Tinggi Partai.
Koruptor kok dijadikan pengurus partai.
Sepertinya Demokrat senang dengan kebobrokan anggota partainya, koruptor dijadikan sekretaris majelin, pemakai sabu pun ada si Andi Arief.
Dilihat dari nama partai ‘Demokrat’, mungkin sudah paham bahwa partai ini partai demokratis. Tapi kenyataannya, partai ini bergerak layaknya perusahaan milik keluarga Cikeas.
Lihat saja pengurusnya, Ketum Agus. Ketua Majelis Tinggi, Pepo. Wakil ketua umum dan Ketua fraksi di DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono. Wow trio Yudhoyono.
Bukan hanya mereka, ternyata ada juga kerabat Pepo yang menjadi penguru partai yaitu, Sartono Utomo (sepupu SBY) menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum Partai Demokrat dan Agus Hermanto (adik ipar SBY) menjabat sebagai Komisi Pemenangan Pemilu Partai Demokrat.
Selain itu, pemilihan ketua umum partai juga dilakukan secara tidak demokratis. Tiba-tiba Agus dipilih sebagai ketua umum. Padahal jika ditarik rekam jejaknya, Agus ibarat anak bayi yang langsung disuruh berlari, alias tidak ada pengalaman politiknya.
Bisa disimpulkan bahwa Pepo memiliki peran dibalik ini semua.
Karena faktanya, banyak kader partai yang tidak setuju dipimpin oleh mantan tentara tersebut. Sampai-sampai ada yang bikin Kongres Luar Biasa (KLB) tandingan segala lantaran tidak suka AHY yang jadi Ketum Partai Demokrat.
Mungkin jika Pepo tidak ada campur tangan, Agus tidak akan bisa menjadi ketua umum partai.
Karena yang jauh lebih berkompeten dan berpengalaman dari dia masih banyak di dalam demokrat. Lagi pula Agus juga gagal di Pilkada DKI lalu.
Discussion about this post