Sepertinya masyarakat sudah mulai sadar betapa bermasalahnya balapan Formula E. Salah satu persoalannya ada harga tiket dan pembeliannya yang tidak kunjung dirilis waktunya, padahal ajang balapan tersebut tinggal 60 hari lagi.
Padahal Co-Founder Formula E Operation pada Desember lalu menyebutkan penjualan tiket Formula E akan dirilis awal tahun 2022. Tapi sampai detik ini, belum ada kepastian terkait tiker Formula E
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Widi Amanasti memberikan statement terkait penundaan rilis tiker gelaran Formula E tersebut. Dirinya mengatakan, tiket sudah siap dijual pada Maret 2022 dan dipastikan terdapat 50.000 penonton yang bakal hadir.
Sebenarnya sangat mencurigakan. Penjualan tiket terus ditunda alias molor. Biasanya pada ajang-ajang internasional lain, tiket dijual jauh-jauh hari. Sedangkan Formula E malah terlihat kebingungan untuk menjual tiket sampai harus melakukan studi banding ke Arab untuk menentukan harga tiket.
Kemarin, tiket Formula E sudah ditentukan harganya dengan dibanderol harga terendah Rp 350.000 untuk kelas paling rendah. Sedangkan harga tertinggi mungkin dikasisaran jutaan rupiah. Dengan begitu, tiket termurah Formula E lebih mahal dari MotoGP.
Lucunya, ternyata tiket tersebut bukan hanya untuk acara Formula E saja, tetapi juga rangkaian acara hiburan lainnya.
Sepertinya dengan dijualnya tiket bundling seperti itu, terindikasi bahwa Formula E tidak laku, maka untuk menarik masyarakat dijual lah tiket bundling tersebut. Selain itu penonton juga makin diturunkan jadi hanya 10 ribu orang saja. Sangat mengenaskan sekali.
Anies menggelar Formula E memang sebuah kesalahan besar. Sudah tahu bakal tidak laku malah ngotot tetap diboyong. Lebih baik boyong Formula 1 yang jelas-jelas lebih bergengsi dan jauh lebih elit.
Formula E, kurang populer, tidak akan diekspos media secara masif, tak laku pula di sini. Ini sama dengan pemborosan yang menggelikan.
Discussion about this post