Mahasiswa akhir-akhir ini memang terlihat mempunyai sifar menyerang dengan kekuatan tinggi. Bisa dilihat pada demo 11 April lalu, mahasiswa kembali melakukan unjuk rasa kepada pemerintah. Seolah mereka ingin dianggap sebagai pahlawan dan berani menyasar kepala negara.
Miris memang melihat mahasiswa seperti itu, wajar karena di usia mereka sedang dalam pencarian jati diri. Dan menjadi hal biasa jika disetiap aksi pasti berujung ricuh.
Kualitas mahasiswa masa kini yang hobi demo itu semakin terlihat kosong ketika seseorang yang katanya ketua BEM se-Indonesia atau koordinator menginginkan kebebasan seperti di masa Presiden Soeharto? melihat dari usianya, oknum ini pasti lahir ke kedunia beberapa tahun setelah Soeharto lengser.
Sebetulnya cape membenarkan bahwa presiden telah menolak perpanjangan masa jabatan. Ada saja pihak yang kembali menggoreng dan akhirnya pecah lah isu tersebut. Padahal yang minta 3 periode itu orang-orang dekatnya. Presiden sendiri pun selalu menegaskan bahwa orang-orang yang mengusulkan perpanjangan jabatan presiden sama dengan menampar muak pimpinan negara tersebut.
Para mahasiswa kini menjadi buah bibir. Tragis memang, sebagai mahasiswa dia menjadi terkenal bukan karena kejeniusan, atau melahirkan karya gemilang. Dia justru mendadak terkenal karena kebodohannya. Entah bagaimana perasaan orang tuanya jika tahu anaknya seperti ini?
Discussion about this post