Ada yang sedang cuci tangan nih haha…Anies dan pendukungnya seperti kelihatan sedang melakukan berbagai upaya dan cara untuk menghilangkan jejak radikalisme dalam kelompoknya.
Terlihat saat Anies mendekati pemuka umat agama lain, itu pun pendukungnya pura-pura tidak melihat, jika mereka melihat pasti mereka akan ngeles.
Beberapa pemuka umat agama lain seperti Gilbert Lumoindong masuk ke dalam permainan Anies dan kelompoknya. Gilbert mendoakan Anies dan menyebut Anies sebagai berkah bagi kota Jakarta.
Ketika banyak yang mengkritik sikap Gilbert, sang pendeta balik menyerang dan menyebut bahwa orang-orang tersebut hanyalah orang yang pandai menghakimi. Padahal ketika dia mencap Anies sebagai berkah bagi Jakarta namun kenyataannya tidak demikian, itu sama saja dengan menghakimi.
“Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil.”
Apa Gilbert tidak pernah membaca ayat ini? Menyebut seseorang sebagai berkah padahal orang tersebut adalah bencana, maka itu sama dengan menghakimi secara tidak adil.
Selain itu Anies juga terbukti dekat dengan kelompok FPI maupun HTI. Dan akhir-akhir ini ramai soal masalah bendera HTI saat deklarasi Anies Presiden, lalu kelompok FPI Reborn yang juga mendukung Anies menjadi Presiden.
Bahkan sekarang kelompok radikal tersebut terang-terangan mendeklarasikan dukungan terhadap pencapresan Anies pada 2024. Dengan diiringi teriakan takbir mereka menyatakan dukungan terhadap Anies Baswedan.
Tidak mungkin kelompok ini tiba-tiba mendukung Anies kalau tidak ada agenda Anies yang dianggap akan menguntungkan mereka bukan? Alasan lainnya yang mungkin adalah sebelumnya mereka sudah dekat dengan sang idola.
Jika ditarik benang ke belakang, HTI telah dibubarkan oleh pemerintah, dan juga FPI. Lalu kenapa ormas terlarang ini mendukung Anies, jika dirinya tidak punya agenda lain? Mungkin Anies dan kelompoknya ingin memperjuangkan khilafah karena kita tahu latar belakang kedua ormas itu adalah radikal yang mendukung bangkitnya khilafah di negara ini.
Discussion about this post