Ini gokil sih, Khilafatul Muslimin ternyata punya menteri pendidikan sendiri. Kepolisian mengungkapkan bahwa AS, inisial petinggi Khilafatul yang bertugas menetapkan kurikulum pada lembaga pendidikan yang terafiliasu dengan Khilafatul Muslimin.
Dan ternyata, hampir 30 sekolah terafiliasi dengan paham ini, tentunya sesuatu yang tidak bisa dianggap remeh.
Tidak terbayang, sudah berapa lama metode cuci otak dan berapa banyak anak-anak dibawah umur yang sudah terpapar paham ini.
Patut diketahui metode menanamkan paham tertentu kepada seseorang dapat membuat seseorang berbuat nekat bahkan melakukan aksi-aksi yang membahayakan orang lain, seperti terorisme, misalnya.
Patut diketahui metode menanamkan paham tertentu kepada seseorang dapat membuat seseorang berbuat nekat bahkan melakukan aksi-aksi yang membahayakan orang lain, seperti terorisme, misalnya.
Sudah banyak contoh dan bukti bahwa satu orang saja yang berhasil di cuci otak, maka bisa berbuat sesuatu yang nekat dan membahayakan seperti bom bunuh diri.
Dari sini kita juga bisa melihat bahwa organisasi ini begitu terstruktur dan pasti ada dalang dibaliknya, yang belum diketahui.
Organisasi ini juga menerapkan investasi jangka panjang dalam diri orang-orang yang diajarnya, seolah-olah sedang membangun kekuatan di masa depan mulai dari sekarang.
Untunglah aparat penegak hukum cepat bertindak, dan mematikan anak ular sebelum menjadi besar.
Namun aparat harus waspada, yang saat ini ditangkap barulah bonekanya, atau kaki-tangannya, apalagi sewaktu menggeladah kantor Khifalatul Muslimin di Bandar Lampung, polisi menemukan uang berjumlah milyaran.
Jumlah itu bukanlah jumlah yang sedikit, jika menyangkut dana operasional. Pastilah ada donatur atau penyandang dana yang menggerakan ormas terlarang ini.
Menariknya, ketika ormas ini digrebek dan menjadi buah bibir di media, tokoh-tokoh agama garis keras yang selama ini memposisikan diri bersebrangan dengan pemerintah seolah-olah diam saja. Sikap ini tentu menjadi tanda tanya.
Dari peristiwa ini kita harus waspada dengan lingkungan disekitar kita, ancaman radikalisme itu nyata, dan bukan khayalan belaka.
Discussion about this post