Anies dan pendukungnya mempunyai satu tujuan yang sudah pasti, yaitu membuat negara khilafah di Indonesia.
Mungkin hal itu cukup dibuktikan dengan banyaknya ormas-ormas yang ber-ideologikan Khilafah yang bermunculan dan untungnya segera dibubarkan oleh pemerintah.
Entah terorganisasi atau tidak, pemikiran ini berhasil menyusup ke berbagai aspek masyarakat, mulai dari kalangan emak-emak, sampai dunia pendidikan, hingga ke dunia politik Indonesia.
Lalu munculah pemikiran bahwa bahwa perlu ada satu pemimpin yang mereka anggap bisa mengejawantahkan pemikiran negara khilafah itu, dan itu mengerucut ke satu nama, tidak lain Anies Baswedan.
Dalam deklarasi yang katanya terdiri dari ex-HTI, ex-FPI dan napiter, mereka mau Anies menjadi Capres. Sebagaimana diberitakan detik.com (Referensi berita dicantumkan diakhir tulisan)
Namun mereka lupa satu hal, secara konstitusi tidak mungkin Anies bisa tiba-tiba jadi Presiden.
Secara konstitusi, ada aturan bahwa Partai-partai harus memenuhi ambang batas presidential threshold 20%, jika tidak maka mereka harus berkoalisi dengan satu, bahkan 2 atau 3 partai lainnya untuk bisa mengusung Capres dan Cawapres.
Itulah mengapa saat ini terjadi ramai manuver partai-partai tadi. Bagi pendukung Anies yang ga paham, mungkin jadi bingung, dengan situasi yang ada.
Dulu mereka bilang Jokowi planga-plongo, sebenarnya merekalah yang saat ini sedang planga-plongo kebingungan.
Bagi pendukung yang paham, sudah pasti jadi sadar, jagoan mereka mau gak mau harus mempunyai kendaraan politik dan itu berarti masuk ke partai-partai yang mereka tidak suka, yang saat ini berada dalam pemerintahan yang sah, yang mereka anggap sebagai musuh atau menghalangi niat mereka membuat Indonesia menjadi Indonistan, bukan?
Bagaimana dengan Anies? Entah baru sadar atau tidak, setidaknya Anies harus tahu, jadi Presiden di negeri ini bukan cuman modal bikin lomba balap Formula E doang.
Oleh karena itu, mulai wacana-wacana untuk menolak presidential threshold tadi, mereka menilai itu sebagai hambatan untuk mewujudkan cita-cita mereka.
Kalau tidak, cara lain ya, cara inkonstitusional, menumbangkan pemerintah yang sah dengan paksa.
Indonesia tentu tidak boleh menjadi seperti Suriah atau Afghanistan yang kita lihat hancur lebur.
Discussion about this post