Ketidaktransparan dan kelebihan bayar mungkin menjadi sebuah tren di Jakarta semenjak kepemimpinan gubernur seiman.
Bukan rahasia lagi jika Formula E ini sengaja dijaga sedemikian ketat sehingga tidak bisa diinterpelasi. Salah satunya karena tidak transparan soal anggaran.
Ada satu lagi bukti meyakinkan bahwa Formula E ini memiliki banyak sekali kejanggalan.
JakPro ternyata masih harus membayar commitment fee penyelenggaraan Formula E Jakarta senilai 5 juta pound sterling. Nilai tersebut setara dengan Rp 90,7 miliar jika dikonversikan ke mata uang rupiah per hari ini sebesar Rp 18.141,22.
“Sisa kewajiban commitment fee sebesar 5 juta pound sterling akan dibayarkan oleh PT Jakpro di tahun ke-3 dengan dana non-APBD,” demikian bunyi hasil audit BPK Jakarta atas laporan keuangan pemerintah DKI tahun 2021 seperti dikutip Tempo.
Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku belum tahu soal kewajiban Jakpro membayar tambahan commitment fee Formula E Rp 90,7 miliar.
“Coba tanyakan ke JakPro,” kata dia saat ditanya wartawan. Menurut dia, jika hasil pemeriksaan dari BPK mengungkap adanya peningkatan biaya komitmen silakan dikonfirmasi ke JakPro. Karena yang memahami dan mengerti apa penyebabnya adalah JakPro sendiri.
“Saya baru dapat info ini,” kata dia.
Hahaha, tidak tahu? Mungkin pertanyaannya harus diubah. Tidak tahu atau tidak mau tahu? Tidak tahu atau tahu tapi memilih menjawab tidak tahu?
Ini ibarat ada orang yang mentraktir teman-temannya makan di restoran. Sehabis makan, teman-temannya ini memuji dirinya. Dan tagihan datang, jumlahnya besar. Yang mentraktir malah mengaku tidak tahu. Aneh, sih ini.
Bagaimana komentar Anies? Kalau kalian sudah paham sifat dan tabiat Anies, maka tak heran jika dia enggan memberikan komentar. Dia hanya diam ketika ditanya soal JakPro yang harus membayar tambahan commitment fee atau biaya komitmen sebesar Rp 90,7 miliar.
Ketika ditanya wartawan soal itu usai acara peresmian jalan dan zona dengan nama Tokoh Betawi di Kantor Unit Pengelola Perkampungan Budaya Betawi Jagakarsa, Anies hanya diam. Anies hanya tersenyum dan berlanjut untuk melakukan Salat Maghrib.
Hahaha, sudah paham, kan, kenapa Anies ini sangat tidak bertanggung jawab sebagai seorang pemimpin? Dia tidak lebih dari seorang penakut. Hanya mau bicara soal acara yang dia hadiri. Dan yang paling penting, dia pasti mau bicara kalau soal penghargaan yang dia terima. Kalau ditanya soal masalah, mungkin sampai kiamat pun takkan dijawab.
Anies memang menganut prinsip silent is golden. Diam itu emas. Diam itu artinya emas didapat orang lain. Atau mungkin inilah konsep kerja senyap yang pernah dikatakan Anies.
Kualitas udara Jakarta membaik. Eh ternyata itu cuma sementara akibat pandemi. Beberapa hari lalu kualitas udara Jakarta menjadi yang terburuk di dunia. Formula E sukses, ternyata menyisakan banyak misteri dan uang tambahan lain yang ternyata harus dibayar.
Katanya Formula E tidak memakai anggaran APBD. Tapi ujung-ujungnya harus dibayar oleh Jakpro. Apa bedanya? Jakpro adalah BUMD milik Pemprov DKI. Kalau ini adalah kewajiban Jakpro, uangnya dari mana? Apakah minta sumbangan dari patungan 7 juta alumni di Monas?
Sudah paham, kan, ujung-ujungnya pakai duit siapa yang membayar commitment fee?
Tapi memang sih ini sudah keterlaluan. Pendukungnya banggakan Formula E sukses besar, jumlah penonton terbanyak. Ternyata oh ternyata semua itu cuma kulit luar yang kelihatan menarik dan mulus. Isi dalamnya, alamak, tetap saja busuk.
Discussion about this post