Demokrat merupakan salah satu partai yang menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan. Apapun mereka lakukan demi kekuasaan dapat langgeng, sehingga dinasti Yudhoyono bisa eksis berkuasa di negara ini di segala lini.
Selama sepuluh tahun lamanya rakyat Indonesia dikibulin oleh drama yang dimainkan oleh Istana Cikeas melalui wajah prihatin dan kantung mata tebal itu. Padahal, sesungguhnya yang terjadi adalah pemain watak yang terhebat sepanjang sejarah NKRI.
Selama satu dekade partai Demokrat berkuasa, radikalisme dan perilaku intoleran merajalela. FPI, HTI, dan ormas-ormas radikalisme yang intoleran dipelihara dan difasilitasi sedemikian rupa demi langgengnya kekuasaan trah Yudhoyono selama satu dekade.
Kita semua tertipu. Setelah berganti masa, sekarang baru sadar, melolong-lolong dan menjerit pilu sampai ke tingkap langit yang ketujuh. Kulit luar yang ditampilkan ternyata kamuflase belaka untuk menipu bangsa ini, memperkosa prikeadilan dan cita-cita luhur bangsa ini, khususnya untuk merawat empat pilar kebangsaan.
FPI, HTI, dan ormas-ormas radikal lainnya dipelihara sedemikian rupa secara masif, terstruktur dan rapi, menjual kewibawaan dan kedaulatan negara demi kekuasaan yang sifatnya semu di dunia yang fana ini.
Wibawa Kepresidenan menjadi tumbal kebiadaban hausnya kekuasaan. FPI dengan seenak udelnya bisa mengancam menurunkan Presiden. HTI dengan besar kepalanya mendeklarasikan eksistensi mereka melalui pertemuan akbar di Gelora Bung Karno yang dihadiri ratusan ribu simpatisan HTI. Apa itu tidak gila namanya.
Lalu kini mereka memainkan sandiwara sebagai korban politik demi meraih kembali kekuasaan yang mereka incar pada Pemilu 2024 mendatang. Sepuluh tahun berkuasa membuat mereka gila. Tentu saja kami rakyat sudah tidak mau ditololin lagi. Kami bukan kadrun yang bisa ditolol-tololin dengan pola permainan watak demi kekuasaan yang mereka incar.
Itulah akibatnya kalau jadi partai yang penuh dengan intrik dan drama, sombongnya pun setengah mati. Selama ini begitu jumawanya mereka dan begitu yakinnya mereka bahwa mereka punya kekuatan untuk menguasai negara ini pada tahun 2024 mendatang.
Begitu pula dengan PKS. Partai khilafah terselubung yang terus berupaya meracuni alam bawah sadar umat Muslim Indonesia dari masa ke masa. Berbagai gerakan-gerakan terselubung mereka mainkan baik itu di kampus-kampus, media sosial dan bahkan sampai tembus masuk ke instansi-instansi pemerintahan.
Mereka membius bangsa ini dengan gerakan khilafahisme secara modern melalui platform pendidikan, tausiah, podcast, dan lain sebagainya yang kesemuanya itu mereka bungkus dengan elegan untuk membawa bangsa yang besar ini menjadi bangsa pemuja khilafah.
Fakta dan sejarah mencatat di setiap pilgub maupun pilpres, PKS selalu membuka diri kepada siapapun yang ingin mereka dukung. Namun, tak ada yang datang mengemis dukungan mereka. Sebab, PKS adalah partai gurem. Bergandeng tangan dengan PKS adalah bunuh diri politik yang paling fatal bagi para politisi.
Kedekatan PKS dengan kaum islamis garis keras telah memperburuk citra mereka. Ditambah lagi, PKS adalah penggerak motor utama RUU APP (Anti Pornografi dan Pornoaksi) yang sangat ditolak masyarakat majemuk di negara yang besar ini.
Tak hanya itu saja, PKS adalah satu-satunya partai yang mengancam Allah agar mereka bisa menang Pilpres. Allah itu Maha Baik dan Maha Adil. Mereka-mereka yang punya niatan tidak baik terhadap bangsa ini akan dijegal dengan cara-Nya sendiri.
Propinsi-propinsi potensial yang dulu adalah kantong kunci suara PKS kini hanya tinggal kenangan. Yang lebih menyakitkan bagi Partai Allah Koalisi Mekkah itu, kantong suara mereka di Jawa Barat juga tumbang.
Mereka yang selama ini selalu merasa diri paling benar dan dipercaya oleh umat Islam hanya bisa melongo dan menganga sambil berbengong ria kok bisa umat Muslim yang dulu mendukung mereka kini pergi meninggalkan mereka.
Itulah akibatnya kalau punya niatan yang tidak baik terhadap bangsa yang majemuk dan plural ini. Apa yang mereka perjuangkan tidak akan berhasil, sebab tidak diridhoi Allah. Makanya mereka kena laknat Allah.
Sebab, negara kita dibangun dengan susah payah dengan darah dan air mata untuk menciptakan NKRI dengan segala keanekaragamannya, keberagamannya dan Bhinneka Tunggal Ika.
Demokrat dan PKS telah menuai apa yang telah mereka tabur. Hukum tabur tuai itu tak pernah ingkar janji. Makanya jangan heran Demokrat dan PKS adalah dua macan ompong yang bakal nyungsep dan melenting dari Senayan.
Discussion about this post