Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengklaim bahwa komunukasinya dengan partai Nasdem dan PKS terus berproses. Menurutnya, kekompakan antara mereka tak harus diperlihatkan ke depan kamera. Agus menilai yang terpenting adalah terus berjalan menuju terbentuknya koalisi di antara partai tersebut.
Hahaha…ini ngarep atau gimana? Sepertinya memang tidak ada penanda bahwa ketiga partai tersebut bakal berkoalisi.
sebagai calon sahabat dan rekan kerja seharusnya ketiganya sedari sekarang sudah mulai menunjukkan keakrabannya. Biarpun hanya sebatas gimik, tapi untuk ukuran politik Indonesia hal seperti itu tidak salah bila dilakukan.
Tidak ada. Misalnya ketika mendaftar ke KPU sebagai calon partai peserta pemilu 2024, teryata ketiganya malah memilih berjalan masing-masing.
Ini malah NasDem jalan sendiri, PKS ngeloyor sendiri, Demokrat yang paling belakangan–juga sendiri.
Bila NasDem sendiri, itu memang sedikit memperlihatkan DNA-nya sebagai sebuah partai yang acap kali menunjukkan sifat aktif dan bukan pengekor. Sementara PKS, kesendiriannya juga bisa dimaknai jika masih dalam status “bebas transfer”. Ingin menunjukkan bahwa diri mereka masih membuka segala kemungkinan ataupun tawaran yang masuk padanya.
Kemudian bagaimana dengan Partai Demokrat?
Kesendiriannya seperti menjelaskan bahwa mereka sedang dalam status ketidakjelasan. Tidak jelas akan nasib AHY. Tidak jelas partai mana saja yang membuka kesempatan lain untuk bekerja sama. Tidak jelas terkait dengan soliditas internal partai mereka, yang ditunjukkan dengan mundurnya beberapa kader.
Ketidakjelasan yang terakhir ini tentu bukan hal yang bisa dianggap main-main bagi NasDem dan PKS. Masa iya mereka akan bersepakat dengan partai yang di internalnya saja masih bermasalah? Masa iya NasDem dan PKS setuju berkoalisi dengan partai yang Ketumnya tidak mendapatkan kepercayaan penuh?
Kemudian terkait NasDem sendiri yang mendapat kenyataan bahwa pasca merekomendasikan Anies Baswedan sebagai salah satu dari tiga nama capres yang akan diusungnya, ternyata elektabilitasnya malah menurun. Apesnya lagi bila dikaitkan dengan nama Anies, justru PKS yang mendapat limpasan suaranya. NasDem jelas pantas untuk berpikir ulang.
Discussion about this post