Kemarin sih ada yang bilang kebijakan presiden Joko Widodo dalam menaikkan harga BBM non subsidi adalah hal yang salah. Padahal Musni Umar sendiri terbukti pakai pertalote.
Lalu kemudian dia memberikan sebuah komentar mengenai keberadaan pertalite yang habis dan dia meminta justru pertalite dinaikkan saja biar barangnya ada. Buat saya ini hanyalah membuktikan bahwa dirinya ini memang merupakan orang yang tidak bisa diharapkan dan diandalkan menjadi sosok yang memberikan contoh kepada para murid-muridnya.
Padahal secara jabatan dia ini adalah rektor yang seharusnya tidak menggunakan pertalite untuk kegiatan sehari-harinya. Pendukung Anies Baswedan yang merupakan maskot radikalisme dan terorisme ini menjadi sosok yang membuktikan bahwa pemerintah selama ini salah sasaran melakukan subsidi BBM pertalite.
Seharusnya sasaran dari subsidi pertalite ini hanya kepada orang-orang yang merupakan pekerja transportasi umum dan juga orang-orang yang kurang mampu. Dan selama ini prakteknya orang-orang yang mampu justru memborong pertalite banyak-banyak.
Ini membuktikan bahwa pertalite memang sudah harus dinaikkan dan saya setuju dengan hal ini meskipun kebijakannya pasti pro dan kontra. Saya tidak mau bicara soal pro dan kontranya kebijakan ini. Tapi satu hal yang pasti adalah Musni Umar seharusnya tidak boleh menjadi orang yang menggunakan pertalite karena dia itu rektor.
Memang betul bahwa BBM pertalite ini semakin langka dan tidak punya stok karena seringkali habis atau mungkin dijatahi stoknya. Meskipun demikian kita tidak boleh menjadi orang yang nyinyir apalagi melihat pendukung Anies Baswedan ini komentar terlalu kelihatan nafsunya.
Memang benar bahwa yang namanya pertalite ini harus dialokasikan secara benar dan tidak boleh main-main. Jika semua orang bisa mengakses BBM pertalite dengan harga sekitar 8 ribuan itu per liter tentunya akan membuat kelangkaan semakin tinggi. Mungkin hal yang bisa saya sarankan kepada pemerintah adalah menghentikan pemasaran pertalite di SPBU umum.
Pemerintah bisa mengalihkan BBM tersebut ke pangkalan-pangkalan yang memang ditempatkan khusus untuk para pengemudi kendaraan umum. Supaya orang-orang baca muslim Umar ini tidak mendapatkan kesempatan untuk BBM subsidi yang tidak diperuntukkan untuk dirinya.
Semua orang tahu BBM naik ini bukan karena presiden Jokowi tapi karena keadaan harga minyak di global. Dan besar banget sarapan saya agar pertalite bisa tidak diberikan kepada Musni Umar dan pendukung Anies Baswedan lainnya.
Tentu bisa kita bayangkan kalau orang-orang macam Musni Umar ini yang merupakan pemborong pertalite. Sudah nyinyir sama Ahok, masih saja pakai BBM subsidi pemerintahan presiden Joko Widodo.
Situ rektor atau orang dengan rasa malu yang sudah tidak ada? Semoga saja kita bisa sama-sama paham bahwa orang macam Musni Umar ini merupakan benalu bagi masyarakat Indonesia.
Discussion about this post