Di antara sekian banyak nama bakal Capres, Anies bisa dibilang lebih maju selangkah. Pasalnya ia sudah dapat tiket dari partai yakni dari NasDem.
Ditambah dengan dua partai lain yang juga berkeinginan mengusungnya; PKS dan Demokrat.
Jika digabung perolehan suara ketiga partai itu sudah memenuhi syarat untuk mengusung pasangan Capres/Cawapres.
Belum lagi Anies juga mendapat limpahan dukungan dari beberapa tokoh. seperti JK, Rizieq, Bahar bin Smith, Novel Bamukmin, Musni Umar, Geisz Chalifah, dr Tifa, Habil Marati, dll.
Semakin mantaplah dia mau nyapres.
Plus, sebagian kader PPP juga mendukungnya lho. Seperti PPP Kota Medan dan DPC PPP Kota Padang.
Jadi bisa dibilang keinginan Anies mau nyapres ini cukup mendapat respon baik. Beda dengan Rizal Ramli yang mau nyalon Gubernur DKI Jakarta saja tidak ada satupun partai yang mau mendukung.
Hanya saja yang namanya Capres mesti punya wakil dong. Gak bisa nyalon sendirian.
Nah masalahnya sampai sekarang Anies belum juga punya wakil.
Hal inilah yang kemudian membuat orang bertanya-tanya. Ada apa gerangan?
Padahal kalau diperhatikan yang mau jadi Cawapresnya ada banyak. Mulai dari Novel Bamukmin hingga Aldi Taher. Termasuk Demokrat dan PKS juga mengusulkan nama untuk menjadi Cawapres Anies.
Ini juga yang membuat Rocky Gerung penasaran. Siapa sih yang sebenarnya diinginkan oleh Anies menjadi partnernya? Apakah AHY, Aher atau justru Novel Bamukmin?
Soalnya dulu Novel Bamukmin pernah menjanjikan akan dipilih oleh 130 juta rakyat Indonesia kalau dia yang jadi Cawapres Anies.
Sehingga Rocky memberanikan diri untuk mendesak Anies agar segera mengumumkan nama pendampingnya itu. Tanpa perlu lagi menunggu keputusan partai pengusung.
“Padahal Anies-nya kan santai saja. Kenapa (mengumumkan nama Cawapres) mesti nunggu koalisi kan? NasDem (pernah) bilang sebagai pemimpin koalisi, kami serahkan kepada Anies (dalam memilih) Cawapresnya. Mestinya Anies yang pilih, bukan hasil koalisi kan?” ujar Rocky dengan nada seperti tanpa bersalah.
Penasaran sih boleh-boleh saja, tapi jangan pula menampilkan diri yang aslinya yakni pikiran pendek.
Menentukan Cawapres itu tidak semudah kata-kata Mario Teguh ferguso. Banyak pertimbangan yang mesti dipikirkan serta banyak kepentingan yang mesti diakomodasi.
Oke-lah NasDem bebaskan Anies untuk memilih siapa Cawapresnya tapi PKS dan Partai Demokrat kan berebut.
Semua pengen kadernya yang jadi pendamping Anies di Pilpres 2024 mendatang.
Partai Demokrat ingin AHY yang jadi Cawapres Anies, sedangkan PKS mengusulkan Aher.
Dan jatah Cawapres ini sama-sama penting bagi kedua partai tersebut.
Partai Demokrat penting untuk menaikkan perolehan suara.
Sebagaimana kita ketahui bahwa partai berlambang bintang Mercy itu hanya berada di urutan ke-7 dari 9 Parpol yang lolos ke senayan pada Pemilu 2019 silam.
Jadi supaya selamat atau tetap lolos ke parlemen, satu-satunya cara yang bisa dilakukan oleh Partai Demokrat hanya dengan mendapatkan coattail effect dengan AHY nyawapres.
Sedangkan PKS, kita tahu sendiri selama ini tidak pernah sekalipun ada kadernya yang jadi Capres/Cawapres. Pencapaian tertinggi kader partai dakwah itu baru sebatas jadi menteri saja.
Sehingga wajar dong kalau mereka ngebet banget pengen jatah Cawapres Anies.
Lagian juga perolehan suara PKS lebih tinggi kok dari Demokrat. Di mana letak harga dirinya kalau mau mengusung AHY?
Cukup dulu saja harga diri PKS hancur berkeping-keping. Waktu presiden-nya Luthfi Hasan Ishaaq tersandung kasus korupsi sapi.
Di samping itu, Cawapres dari PKS jauh lebih unggul dibandingkan Cawapres dari Demokrat.
Kok bisa?
Pertama, Aher pernah memimpin daerah yakni menjadi Gubernur Jabar dua periode. Sedangkan AHY justru sebaliknya. Jangankan mau memimpin daerah, nyalon Gubernur DKI saja dapat perolehan suara yang paling rendah.
Kedua, saat memimpin Jabar ada banyak prestasi yang didapatkan oleh Aher. Konon katanya ada 150-an lebih penghargaan yang dia peroleh selama menjadi gubernur. Sedangkan AHY malah sebaliknya. Ia yang justru memberi penghargaan kepada anggota keluarganya sendiri, yakni kepada SBY, Ibas dan Ibu Ani Yudhoyono.
Ketiga, Aher lebih menang pengalaman daripada AHY.
Bahkan karena begitu lamanya Aher ini terjun ke dunia politik, sampai-sampai saat AHY masih menempuh pendidikan di Akmil, ia sudah menjadi anggota DPRD DKI.
Dan jangan salah-salah, sejak Pilpres 2014 lalu si Aher ini sudah mengukuhkan diri sebagai Capres lho dengan mengklaim didukung oleh 80 persen warga Jabar.
Hanya saja waktu itu, dengan segala pertimbangan yang ada PKS akhirnya memutuskan untuk mengusung Prabowo-Hatta.
Artinya apa? Nafsu berkuasa si Aher ini sudah lama terpendam ferguso, dan sampai sekarang itu belum padam.
Belum lagi menurut informasi A1, bagi-bagi kursi menteri antara PKS, Partai Demokrat dan NasDem masih belum clear hingga kini.
Jadi, apa yang mau diumumkan oleh Anies kalau Cawapresnya saja belum ada? Hahaha
Ternyata si Rocky bisa juga melucu.
Dan karena kebanyakan kumpul sama Kadrun, akalnya pun jadi ikutan gak jalan.
Discussion about this post