Rizieq is back, begitulah anggapan dari para pendukung setianya. Sejak keluar dari penjara, Rizieq sempat berdiam diri di rumah sejenak. Tidak lama kemudian, Rizieq sudah on the track dan kembali mengisi dakwah di tengah-tengah umat.
Dalam ceramahnya, dia menjelaskan tentang bahaya perang terminologi atau perang istilah. Saat ini terjadi fenomena di mana perbuatan yang salah malah diberikan istilah yang diperhalus. Sementara, perbuatan yang baik malah diberikan cap-cap yang buruk.
“Ini namanya perang terminologi, saya minta kepada anda untuk jangan memberikan istilah-istilah yang bagus buat kejahatan. Jadi kalau ada koruptor, kadang-kadang istilah ‘koruptor’ nggak bikin orang jera saat ditangkap, sudah pakai baju oranye justru senyum, nggak ada beban difoto sebagai koruptor,” kata Rizieq.
“Kata koruptor nggak bikin mereka jera, cari kalimat yang bikin mereka jera umpamanya ‘rampok uang rakyat’, ‘rampok negara’, ‘begal ekonomi’. Nah itu kalau dikasih istilah yang begitu nanti orang jera, orang malu,” katanya.
“Begitu juga soal pelacur. Iya, kewajiban kita ulama berdakwah agar mereka sadar, kita menyampaikan nasihat yang santun dan lembut agar mereka tertarik meninggalkan pekerjaan busuknya. Tapi ada momen tertentu yang tetap mereka itu harus diberikan julukan jangan yang bagus. Kalau dikasih ‘kupu-kupu malam’, ‘bidadari kegelapan’, ‘pekerja seks komersial’ nanti nggak kapok, nanti mereka anggap itu pekerjaan mulia,” katanya.
“Maksud saya jangan lagi ulama, ustadz dan habib, capek kita! Jangan lagi saya ini yang teriak tuh ‘lonte’, ‘hostes’, ‘pelacur’. Saya enggak ingin anda ikut teriak begitu. Cuma saya inginkan istilah ini jangan hilang di tengah-tengah kita,” tandasnya.
Kira-kira, kalau ada orang yang suka chat mesum, harusnya disebut apa? Ada yang ngaku paling religius, imam besar, tapi tersangkut kasus amoral, kira-kira baiknya dipanggil apa?
Terus kalau ada sekelompok orang yang suka teriak tak jelas di jalan, demo terlalu sering, tapi ujung-ujungnya meminta presiden turun dari jabatannya, kira-kira mereka disebut apa? Kalau disebut pejuang agama, tidak masuk akal. Kalau disebut pembela agama, mereka malah bangga dan tidak tahu malu. Lebih baik disebut penjuang nasi bungkus. Atau nasi bungkus warrior.
Rizieq juga menyoroti orang yang punya jabatan tinggi tapi hobinya berbohong dan seharusnya pantas untuk dijuluki ‘Si Raja Bohong’.
“Jangan kaget kalau ada orang kerjaannya bangun tidur ngebohong, pagi ngebohong, siang ngebohong sore ngebohong, setiap hari ngebohong. Udah gitu jabatannya tinggi (tapi) bohong melulu. Enggak apa-apa kasih gelar ‘Si Raja Bohong’.
Enggak apa-apa saudara. Dalam agama boleh, kenapa? Karena dinasehati sudah enggak bisa, tetap bohong terus-menerus. Kasih nama saudara ‘Si Raja Bohong’, ‘Si Tukang Bohong, ‘Biang Kebohongan’. Jangan orang bohong berkali-kali (malah) dikasih gelar seperti Abu Bakar AsShiddiq, Umar Bin Khattab, Usman Bin Affan, Ali Bin Abu Thalib.
Rizieq kali ini lebih main aman dana ucapannya, tidak berani menunjuk langsung orangnya seperti yang pernah dia lakukan dulu. Kalau begini, agak kurang greget, kurang nendang dan seolag bukan Rizieq. Rizieq yang kita kenal, ugal-ugalan dan suka ceplas-ceplos apa adanya, berani memaki dan menghina, tidak malu mendoakan yang buruk-buruk kepada orang lain, sering memakai bahasa kasar.
Kira-kira kalau kita bicara kebohongan, bukankah Rizieq lebih pantas mendapatkan gelar tersebut?
Kabur ke Arab Saudi dengan alasan ingin umroh, diundang Raja Arab Saudi untuk umroh. Menyelamatkan diri karena rumahnya di-sniper. Ngakunya menjadi tamu VVIP raja dan mendapatkan fasilitas visa tinggal secara unlimited. Bukankah itu semua bohong?
Ngakunya sehat-sehat saja tapi pernah terkena Covid-19 dan kabur lewat pintu belakang rumah sakit.
Ini baru namanya keseringan bohong. Pendukungnya dibohongi terus dengan narasi-narasi murahan. Mereka dibodohi terus dengan kesaktian lucu-lucuan dari Rizieq. Jangan berkali-kali membuat kebohongan, berkali-kali maki-maki dengan bahasa kasar, tapi disebut imam besar. Prihatin.
Harusnya introspeksi diri lah. Jangan melihat orang lain dari jauh, tapi diri sendiri tidak diperhatikan. Mentang-mentang pendukungnya gampang dibodohi, lantas merasa sudah seperti raja dan orang bijak tanpa cela. Ngaca dulu.
Melihat Rizieq yang sudah turun ke lapangan, mungkin nanti akan meng-endorse satu sosok yang akan dipercaya sebagai presiden RI. Siapakah orangnya? Ya dia lah. Siapa lagi?
Discussion about this post