Partai Nasional Demokrat (NasDem) sedang hobi mencuci sekarang. Ya, mencuci nama Anies Baswedan agar bersih dari tuduhan pelaku politik identitas. Dalam berbagai kesempatan, NasDem terus berusaha membersihkan nama Anies.
“Siapa bilang, siapa bilang konotasi negatif, dari siapa? Itu persepsi kamu, itu persepsi kamu. Tidak ada konotasi itu,” kata Johnny Gerard Plate, Sekretaris Jendral (Sekjen) NasDem seperti dikutip dari detik.com.
Pernyataan itu untuk menjawab pertanyaan wartawan bahwa konotasi negatif cenderung ke Anies. Pernyataan ini memperkuat upaya NasDem untuk membersihkan nama Anies dari pelaku politik identitas. Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem, Effendy Choirie, menyampaikan bahwa bukan Anies yang menjadi awal mula adanya politik identitas tetapi Ahok.
“Lahirnya Pemilu Jakarta yang seperti itu sebetulnya faktor utamanya bukan Anies, tapi Ahok. Orang Kristen, Cina mengutip ayat Alquran. Berangkatnya dari situ yang menafsirkan ayat semaunya, di sini sebetulnya titik tolaknya,” kata Choirie di acara Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan melalui Youtube pada tanggal 17 November 2022.
Sangar kan pernyataannya? NasDem berusaha menyalahkan Ahok atas munculnya politik identitas. Nampaknya NasDem sadar bahwa nama Anies memang lekat dengan politik identitas. Karena itulah, NasDem berupaya keras untuk membersihkan nama Anies. Hanya saja, NasDem tampaknya harus siap gigit jari karena berbagai upayanya tidak akan berhasil.
Nama Anies terlanjur lekat dengan politik identitas. Mungkin Anies bukanlah pelakunya tetapi dialah orang yang menikmati adanya politik identitas. Dialah orang yang mendapat keuntungan dari adanya politik identitas. Fakta ini tidak bisa ditolak oleh siapa pun. Mau bersilat lidah seperti apa pun, Anies menang di Jakarta tahun 2017 karena adanya praktek politik identitas.
Fakta tersebut diikuti dengan fakta bahwa Anies dipandang dekat dengan kelompok radikalis. Siapa yang didatangi Anies setelah deklarasi oleh NasDem? Rizieq Shihab. Mengapa harus kesana? Kalau dari ceramah dan doa Rizieq ya Anies minta dukungan. Apa tidak tahu kalau dukungan dari Rizieq Shihab pasti melibatkan agama untuk politik? Pasti tahulah tetapi karena butuh dukungan ya tutup mata.
Nampaknya NasDem juga sadar dengan fakta kedua ini. Karena itulah, berbagai upaya terus dilakukan agar Anies nampak dekat dengan seluruh pemuka agama. Anies diberi gelar Bapak Kesetaraan Indonesia. Anies diajak bertemu dengan para pendeta. Para pendukungnya pun banyak menggoreng berita Anies didukung uskup atau pastor meskipun akhirnya terbukti berita bohong. Semuanya demi membersihkan nama Anies dari politik identitas.
Boleh-boleh saja NasDem mau membersihkan nama Anies tetapi kalau gagal, jangan menyerang membabi buta ya. Anies menikmati keuntungan dari praktek politik identitas dari kelompok yang dekat dengannya. Kalau nama Anies terus lekat dengan politik identitas ya wajar-wajar saja.
Discussion about this post