Si Rajawali Ngepret Rizal Ramli menasihati Anies Baswedan, tak usah mendekati Jokowi. Dia itu sebel sama Anies, karena Jokowi itu orangnya pendendam. Bagaimana tidak? Pasang Pj Gubernur DKI saja Heru Budi Hartono bekas stafnya dulu. Hasil pekerjaan Anies yang sudah baik diperetelinya. Benarkah Presiden Jokowi pendendam? Apa bukan terbalik, justru si Rajawali Ngepret yang pendendam gara-gara dikepret dari kabinet.
Rizal Ramli memang bekas menterinya Jokowi, entah menteri ke berapa yang pernah direshufle karena kerjanya tidak bagus. Baik itu menteri era Kabinet Kerja, atau Kabinet Indonesia Maju sekarang ini. Biasanya menteri yang sudah tak dipakai, ya cukup mengucap sayonara dan kembali ke habitat lamanya.
Copotan Menteri Kabinet Kerja misalnya, Sudirman Said Menteri Energi dan Sumber daya Mineral, Sekretaris Kabinet, Andi Widjajanto, Menko Kemaritiman Indroyono Susilo, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdiyatno, Menteri Agraria/Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Mendikbud Anies Baswedan, dan Menpan RB Yudi Chrisnandi.
Dari Kabinet Indonesia Maju yang tersingkir antara lain, Menkes Terawan Agus Putranto, Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Mereka-mereka ini duduk di kabinet tidak sampai satu periode (5 tahun). Tapi setelah tidak jadi menteri ya sudah, berkarier di bidang lain. Dianya tenggelam tak pernah disebut-sebut lagi, atau nyaris tak terdengar sebagaimana Isuzu Phanter. Seperti apapun kinerja menteri dan presiden yang mencopotnya, tak pernah dikomentarinya. Pokoknya EGP (Emangnya Gue Pikirin) -lah.
Rizal Ramli juga pernah jadi korban reshuffle kabinet Jokowi. Dia menjadi Menko Maritim hanya 11 bulan dan kemudian digantikan Luhut Panjaitan. Tapi Rizal Ramli memang beda kayak TV-One, mau dicopot saja kok ngeyel, sehingga terpaksa diprank oleh presiden. Di Istana Negara “distrap” sampai tengah malam, sementara Presiden Jokowi sudah kembali ke Istana Bogor tidur merenda mimpi.
Tapi di TV dia masih bisa membela diri, tentu saja tak menceritakan soal diprank-nya oleh Jokowi. Katanya tiga kali Presiden minta sampai memohon-mohon pada dirinya agar membantu kabinetnya. Bahkan setelah pelantikannya sebagai Menko Maritim, dia memuji-muji bahwa Jokowi sosok yang humble (rendah hati). Tapi giliran dicopot dari kabinet, bagi Rizal Ramli humble itu berubah jadi: mbèl…..nya orang Yogya.
Rizal Ramli minggu lalu merasa kecewa dengan sikap Anies Baswedan yang masih berusaha mendekati Jokowi, sampai-sampai harus gentayangan ke Solo ketemu Walikota Gibran segala. “”Aduh Anies belajarlah sedikit, nggak usah main-main kayak gitu (dekati Jokowi). Karena nggak mempan, Jokowi sudah sebel sama Anies,” ujar Rizal Ramli pada peluncuran cerutu nusantara, di Kopi Timur, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Selasa lalu (22/11).
Kata Rizal Ramli, dipilihnya Heru Budi Hartono sebagai Pj Gubernur DKI sampai 2024 nanti, adalah wujud dia ingin balas dendam pada Anies bekas Mendikbudnya yang pernah dicopotnya. Oleh Heru bekas stafnya dulu tersebut, pekerjaan Anies yang sudah baik di Ibukota diperetelinya, termasuk jalur sepeda. Kata Rizal Ramli, betapa kerdilnya Jokowi, bisa mikirin bagaimana ngerjain Anies.
Menurut Rizal Ramli, tidak ada pemimpin Indonesia selama ini yang sekerdil rezim Jokowi saat ini. “Ini negara terlalu besar, penduduknya 270 juta, masalahnya kompleks sekali, nggak bisa kita ngandalin pemimpin yang kerdil, yang pikirannya picik,” tambah Rizal Ramli lagi.
Kenyinyiran mantan mentri itu bertebaran di banyak chanel Youtubnya Refly Harun, Hersubeno, Rahma Sarita; pokoknya kanalnya para kelompok sebelah. Lalu yang komen mayoritas kalangan kadrun, memuji-muji si Rajawali Ngepret bahwa dia layak jadi Presiden RI entah ke berapa. Tapi faktanya mana, pengin jadi gubernur, berkali-kali pengin nyapres, berakhir sekedar isyu karena tak ada partai yang menggubrisnya.
Sangat disayangkan seorang tehnokrat sekelas Rizal Ramli pemikirannya jadi tergradasi menjadi selevel kadrun. Kok bisa-bisanya bilang di tangan Anies DKI Jakarta menjadi lebih baik. Lebih baik apanya? Justru Jokowi memilih Heru Budi Hartono yang sudah dikenal kinerjanya semasa jadi anak buahnya. Dalam masa kerja yang hanya 2 tahunan itu dia diyakini bisa membenahi Jakarta yang sudah kadung diacak-acak oleh Anies selama 5 tahun.
Jokowi pernah mencoba merekrut pembantunya yang sekedar menang di etalase, termasuk si Rizal Ramli sendiri. Ternyata mletho (tak sesuai harapan). Baru mulai kerja saja sudah berani mengubah nomenklatur kementrian, tanpa zeizin Presiden. Kementrian itu diubahnya menjadi: Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya. Nomenklatur baru itu akhirnya tak berlaku karena faktanya juga, Rizal Ramli tak punya daya dan justru jadi sumber masalah.
Mengutip omongan Panda Nababan, dia main makmum saja bahwa Jokowi itu tipe orang pendendam. Dia sengaja tunjuk Heru Budi Hartono jadi Pj DKI Jakarta demi melampiaskan dendamnya pada Anies. Bukannya tuduhan terbalik tuh? Apa ciri-cirinya orang pendendam? Salah satunya adalah, apa pun kerja orang yang membuatnya dendam, selalu disalahkan, tak ada benarnya. “Begini salah, begitu salah……!” mirip lagunya Maya Rumantir (Daun-daun kering).
Sudahlah, mending mbegawan saja seperti rencananya Jokowi nanti, pulang kampung di Sumbar sana. Menjadi ninik mamak lebih baik, ketimbang di Jakarta malah menjadi kacang miang yang bikin gatal banyak mentri. Duduk di pemerintahan sepertinya Uda Rizal tidak cocok, karena selalu hanya sebentar-sebentar saja. Belum lama sudah keluar, jika pinjam istilah dr. Naek L. Tobing dan dr. Boyke, apa itu:…. ejakulasi dini?
Discussion about this post