Mungkin ini akan menjadi kabar yang cukup atau sangat membahagiakan bagi kita. Akhirnya sudah diketahui partai politik apa saja yang lolos untuk bertarung di Pilpres 2024 nanti.
Komisi Pemilihan umum atau KPU tadi sudah menetapkan 17 partai politik yang memenuhi syarat sebagai peserta Pemilu 2024.
Dan syukurlah, Tidak ada nama Partai Ummat dalam daftar tersebut.
Saya yakin, banyak dari kalian yang bersuka cita dan hepi dengan kabar ini. Beberapa dari kalian pasti sudah muak dan mual dengan perilaku orang ini. Mulutnya selalu dipakai untuk nyinyir membabi buta.
Tidak lolosnya Partai Ummat, adalah sebuah tamparan bagi Amien Rais. Bahkan bisa jadi ini seperti rahang kena uppercut. Sakitnya luar biasa.
Ada alasan kenapa partai ini tidak lolos.
Menurut KPU, Partai Ummat dinyatakan tidak memenuhi syarat verifikasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur atau NTT dan Sulawesi Tenggara
Berdasarkan hasil verifikasi faktual, Partai Ummat di NTT dinyatakan tidak memenuhi syarat, karena belum memenuhi syarat 17 kabupaten/kota. Hanya terpenuhi 12 kabupaten/kota.
Sementara di Sulawesi Tenggara, Partai Ummat juga dinyatakan tidak memenuhi syarat, karena belum memenuhi syarat 11 kabupaten/kota. Partai Ummat di wilayah tersebut hanya memenuhi syarat 1 kabupaten/kota.
Tapi Amien Rais bertingkah seperti anak-anak dan membuat tudingan aneh-aneh penuh konspirasi basi.
Amien Rais menyebut ada sebuah kekuatan besar yang berupaya menyingkirkan partainya dari Pemilu 2024.
Bahkan kata dia, Partai Ummat mendapatkan info A1 bahwa KPU bakal meloloskan semua partai baru dan non-parlemen, kecuali Partai Ummat.
Ini adalah ucapan ngawur. Ngapain pakai info A1. Siapa pun yang mendaftarkan partai politik ke KPU, pasti bisa tahu status verifikasi partainya. Kalau tidak beres, maka sudah bisa dipastikan tidak akan lolos.
Amien bahkan kekuatan besar itu adalah rezim saat ini. Nampaknya atas perintah kekuasaan politik yang besar, Partai Ummat dianggap sebagai satu-satunya yang disingkirkan sehingga tidak bisa ikut Pemilu 2024.
Coba kita pakai logika dan kewarasan. Ngapain juga pemerintah singkirkan Partai Ummat?
Coba pikir, sehebat apa sih Partai Ummat? Sebesar apa sih partai ini? Siapa pun juga tahu, partai Ini adalah partai gurem yang tidak akan berhasil. Partai ini ibarat sebutir garam dalam lautan yang luas. Tidak kelihatan, dan tidak dianggap sama sekali. Kalau pun ikut pemilu, sudah pasti tidak akan lolos ambang batas, tak dapat kursi di DPR, cuma bikin semak pemilu.
Justru kalau misalnya mau singkirkan partai politik, lebih masuk akal kalau menyingkirkan partai politik yang besar, bukan partai kecil seperti Partai Ummat.
Saking ngamuknya Amien Rais dia melayangkan 3 tuntutan.
Pertama, menuntut agar seluruh hasil verifikasi KPU terhadap partai baru dan parlemen untuk diaudit tim independen.
Kedua, Partai Ummat menuntut seluruh hasil verifikasi administrasi KPU terhadap partai parlemen diaudit secara independen dan dibuka ke publik.
Ketiga, Partai Ummat meminta agar seluruh jajaran KPU pusat diperiksa mengenai hasil verifikasi faktual di daerah dan segera memberhentikan pihak yang melakukan pelanggaran.
Ini sebenarnya mirip dengan sikap terhadap hasil pemilu 2019 lalu. Mereka merasa dicurangi, mereka bikin survei abal-abal yang menyebut mereka menang.
Amien Rais ibarat siswa yang sudah tahu mau ujian kelulusan, bukannya fokus belajar, malah santai-santai atau tiduran. Ujian dianggap main-main. Dia sadar tidak lulus, dan sehari sebelum pengumuman kelulusan, dia koar-joar dapat info A1 bahwa gurunya sengaja berkomplot agar dia tidak lulus ujian. Masuk akal gak?
Kalau memang ada bukti kecurangan, silakan gugat ke pengadilan. Bila perlu laporkan ke PBB atau NATO. Siapkan bukti, bila perlu siapkan bukti satu truk. Mau info A1 kek A2 kek, A3 A4, HVS, kuarto, terserah.
Amien Rais pernah bicara soal bebek lumpuh. Pertanyaannya adalah, siapa yang lebih cocok disebut sebagai bebek lumpuh?
Partai Ummat akhirnya jadi partai yang layu sebelum berkembang, atau partai yang mati duluan sebelum bertandingan. Belum bertaring aja, pinggang sudah keseleo dan harus digotong pakai tandu. Ngakak.
Discussion about this post