“Dalam beberapa kesempatan, aku ditanyakan kapan deklarasi Demokrat, kapan PKS deklarasi Anies? Aku katakan tanya Mas Anies-nya, karena calon presidennya itu beliau, beliau yang harus buat jembatan ini ke Demokrat-nya, ke PKS-nya itu.”
Itulah pernyataan Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon yang menjawab kenapa Demokrat yang tergabung dalam rencana koalisi perubahan dengan NasDem dan PKS belum segera melakukan deklarasi. Jansenpun tak menampik jika masih ada masalah yang ‘belum deal’ antara tiga partai dalam koalisi perubahan yang menjadi penyebab deklarasi itu belum juga terealisasi.
Hmmm…., sekilas nampak tidak ada yang aneh. Sekilas seakan menunjukkan betapa besarnya power yang dimiliki sosok Anies bagi ketiga partai politik itu sehingga dianggap mampu menjadi pendorong untuk segera terbentuknya koalisi. Sekilas seakan menampakkan proses demokrasi yang sewajarnya.
Tapi sepertinya yang nyata adalah tidak demikian. Demokrat sok kelihatan dungu saja terkait Anies. Demokrat mbodoni, pura-pura bloon, soal apa yang sebenarnya terjadi serta tentang kemampuan Anies si calon presiden Partai NasDem itu.
Sebenarnya dari penjelasan Jensen di atas sudah sangat jelas apa yang sebenarnya terjadi di alam kebatinan dari ketiga partai politik, NasDem-PKS-Demokrat, itu. Dari pernyataan Jensen yang menjelaskan bahwa masih ada masalah yang ‘belum deal’ antara tiga partai dalam koalisi perubahan itu, sudah dapat diraba apa masalahnya dan seberapa berat masalah tersebut.
Jelas masalah yang belum deal itu adalah bisa diperkirakan adalah menyangkut kepentingan dan elit ketiga partai politik tersebut. Menyangkut masalah-masalah mendasar dan penting dalam terbentuk dan berjalannya koalisi. Menyangkut bagi-bagi peran dan hasilnya nanti. Menyangkut sumber daya agar koalisi dapat berjalan dan dapat diusahakan untuk mencapai tujuannya.
Hal-hal seperti itu jelas bukan kapasitas Anies untuk bisa menyelesaikannya. Jauuuuuhh……
Bukannya mau meremehkan kemampuan Anies, tapi lihat saja pasca deklarasinya oleh Partai NasDem, elektabilitasnya tidak naik secara signifikan. Masih di situ-situ saja. Lembaga survei SMRC memang mengungkapkan bila elektabilitas Anies Baswedan makin meningkat. Dalam simulasi tiga nama, Ganjar teratas dengan dengan dukungan 33,7 persen, Anies 28,1 persen dan Prabowo 26,1 persen, 12,1 persen belum menentukan pilihan.
Memang Anies mampu melewati Prabowo dalam survei tersebut, tapi patut diingat bahwa kenaikan yang Anies peroleh itu seakan masih belum tanpa lawan. Seperti diketahui Anies sudah berkeliling bersafari politik dalam kapasitasnya sebagai calon presiden Partai NasDem, sementara Prabowo dan Ganjar masih belum ngapain-ngapain soal capres-capresan.
Di lain sisi, pencapresan Anies juga belum memperlihatkan efeknya bagi partai-partai politik yang kemungkinan menjadi pengusungnya. Elektabilitas NasDem-PKS-Demokrat ya masih begitu-begitu saja juga.
Masalah yang ‘belum deal’ bisa selesai bila SBY benar jadi turun gunung, yang diterima PKS cukup, dan para ‘genderuwo’ serta ‘invisible hand’-nya siap buka brankasnya lebar-lebar???…..
Discussion about this post