Akhir-akhir ini si badut Yaman kebelet nyapres sibuk safari politik ke berbagai daerah basis kadrun dengan cara-cara yang menjijikkan. Mulai dari statementnya bahwa penyambutannya bagaikan air bah, dan seabrek-abrek tata kata narasi seolah-olah dia adalah calon Presiden idaman rakyat yang sangat dinanti-nantikan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Sasaran politik si badut Yaman itu jelas, yaitu rakyat pribumi pemuja muka Arab yang kurang makan bangku sekolahan dan lugu soal intrik-intrik politik yang menyesatkan.
Bagi warga negara pribumi yang masih waras dan belum sinting-sinting amat, modus Abunawas model si badut Yaman ini memang sangat menjijikkan, penuh dengan akal bulus ala gerilyawan ISIS Timur Tengah yang berupaya menguasai dunia.
Yang lebih menjijikkan lagi, kok bisa-bisanya muncul survei bahwa elektabilitas si badut Yaman itu jauh lebih unggul diatas rata-rata dari para capres lainnya yang belum dideklarasikan oleh koalisi parpol-parpol raksasa.
Si badut Yaman itu dirilis unggul di peringkat pertama. Apa enggak sinting? Padahal, yang mencapreskan si badut Yaman itu adalah parpol gurem kelas ecek-ecek yang eleketabilitasnya mau tembus 9 persen saja susah setengah koit hampir mampoes.
Namun yang lebih sableng dan sontoloyo lagi, muncul pula survei yang menyatakan bahwa para pemilih si badut Yaman itu rata-rata adalah mayoritas masyarakat berpendidikan tinggi.
Padahal, fakta mencatat bahwa yang mendewakan dan mengagul-agulkan si badut Yaman selama ini adalah golongan kadrun over dosis kencing onta yang kapasitas otak mereka enggak sampai setengah ons koma sepersekian mili.
Sejak kapan mayoritas masyarakat berpendidikan tinggi punya otak jadi tolol kuadrat mendukung si manusia keturunan imigran tukang jual ayat dan ngancam mayat itu? Mereka pikir kita-kita ini sudah pada tolol semua atau bagaimana?
Bagi warga negara pribumi yang masih waras dan belum sinting-sinting amat, hasil survey siluman tuyul abal-abal jebolan gunung Kemukus tersebut adalah wujud nyata politik busuk nan kotor untuk meracuni alam bawah sadar rakyat pribumi dalam skala global.
Lihat mukanya si badut Yaman itu saja sudah bikin eneg, apalagi membayangkan si badut Yaman itu jadi Presiden. Amit-amit jabang kurcaci. Jujur saja, tiap kali nulis si badut Yaman itu hanya bikin darah tinggi saja.
Memang iya secara demokratis kagak ada yang salah dengan usaha si badut Yaman itu untuk mendongkrak elektabilitas dirinya demi mimpi-mimpinya di siang bolong itu, tapi mbok ya yang wajar-wajar saja, enggak usah sampai over dosis sinting begitu.
Cara-cara Abunawas model si badut Yaman itu memang sudah sungguh sangat keterlaluan. Harusnya ini orang sadar diri bahwa Indonesia butuh pemimpin yang bisa kerja keras dan peduli terhadap rakyat, bukan kadrun imigran yang kepengen jadi Presiden di bumi Nusantara.
Masih banyak orang asli Indonesia pribumi yang secara Undang-undang bahwa Presiden harus asli orang Indonesia yang lebih pantas jadi Presden ketimbang si imgran badut Yaman yang tak tau diri itu.
Hanya bikin mau muntah saja. Ambisi dan over-reacted si badut Yaman itu memang sudah diluar batas kewajaran. Pecatan Menteri yang menjadi Gubernur terbodoh dalam sejarah NKRI apa iya pantas menjadi Presiden Republik Indonesia? Saya tanya sekali, apa iya pantas?
Saya berharap si badut Yaman itu dan para parpol laknatullah yang mendukung si badut Yaman itu jadi capres tidak masuk hitungan atau enggak memenuhi syarat Presidential Threshold.
Kenapa demikian? Sebab orang-asli pribumi masih banyak yang belum paham akan gerakan-gerakan siluman dengan bertamengkan jualan ayat dan ngancam mayat seperti saat si badut Yaman itu diikutkan pada pilkada DKI Jakarta yang lalu itu.
Strategi-strategi ala ISIS yang didesain secara terstruktur, sistematis, dan masif diciptakan sedemikian rupa untuk mengadu domba bangsa sendiri. Sedangkan para keturunan imigran gelap Timur Tengah tertawa terbahak-bahak dibalik layar menikmati kebodohan orang prbumi yang mendewakan orang-orang imigran muka Arab.
Bangsatnya lagi, kaum radikalis dan intoleransi serta golongan khilafahisme pun kini sudah mulai siap-siap menunggangi ambisi si badut Yaman yang tak tau diri itu yang sudah kebelet sampai ke ubun-ubunnya itu ingin menjadi Presiden RI.
Dengan menunggangi ambisinya si badut Yaman itu, para pemuja kencing onta sudah mempersiapkan berbagai skenario dibalik layar untuk menciptakan kekacauan dengan menunggangi pilpres 2024. Ketika bangsa ini chaos, mereka menawarkan khilafah sebagai solusi.
Memang bahaya sekali dengan munculnya si badut Yaman itu. Tindakan-tindakan yang dilakukan si badut Yaman itu demi memuluskan ambisi politiknya itu jelas saja sangat keterlaluan dan kurang ajar yang enggak ketulungan, karena mengadu domba warga asli pribumi.
Sejak pilkada DKI yang lalu gerakan politik busuk si badut Yaman itu murni mengadu domba warga pribumi asli. Segala modus intimidasi terselubung itu jelas adalah cara-cara ISIS laknat yang dilakukannya demi meraih ambisi tercapainya kepentingan poliitknya.
Si badut Yaman itu harusnya malu karena ditunggangi oleh para pecandu kencing onta dan dikendalikan oleh kaum oligarki yang menungganginya. Tapi pertanyaannya, apakah si badut Yaman itu punya urat malu? Muka tembok kulit badak begitu, tentu saja tidak.
Semoga ambisi para pemuja kencing onta dan para setan hantu belau kuntilanak tuyul dan sejenisnya yang menunggangi si badut Yaman itu menjadi Presiden Republik Indonesia menjadi Gatot Khototh, gagal total sampai terkhotoh-khototh.
Sebab, para setan onta kadrun laknatullah masih belum waras karena aslinya pada tolol semuanya. Jangan sampai warga pribumi asli terperdaya dengan muka Arab mereka, khususnya si keturunan imigran badut yang tidak tau diri itu.
Discussion about this post