Tuesday, January 31, 2023
Hijau Berita
  • Beranda
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Olahraga
  • Serba Serbi
No Result
View All Result
Hijau Berita
  • Beranda
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Olahraga
  • Serba Serbi
No Result
View All Result
Hijau Berita
No Result
View All Result

Ngenes! Partai Demokrat Sebentar Lagi Mau Karam, Satu Per Satu Kader Pindah Partai

6 January 2023
in Berita Lainnya
0
Ngenes! Partai Demokrat Sebentar Lagi Mau Karam, Satu Per Satu Kader Pindah Partai

Memang betul kata bijak mengatakan, ‘Ketidakjujuran adalah awal malapetaka yang panjang’.

BERITA TERKAIT

Ketahuan, Rizal Ramli dan Refly Harun Dkk Ketemu Rizieq

Ketahuan, Rizal Ramli dan Refly Harun Dkk Ketemu Rizieq

31 January 2023
(Kufur Nikmat!!) AHY Sebut Indonesia Tidak Baik-Baik Saja, Annisa Pohan Party Sosialita

(Kufur Nikmat!!) AHY Sebut Indonesia Tidak Baik-Baik Saja, Annisa Pohan Party Sosialita

30 January 2023

Contohnya bisa dilihat pada Partai Demokrat.

Partai ini awalnya begitu digdaya hingga Pemilu 2009.

Baru setahun berdiri saja sudah berhasil mendapatkan 57 kursi di DPR atau meraih 7,45 persen suara.

Hebatnya lagi, Partai Demokrat juga mampu mengantarkan kadernya SBY terpilih menjadi presiden dua periode.

Puncaknya, pada Pemilu 2009 partai ini memperoleh 150 kursi di DPR (26,4 persen) dengan total raihan suara 20,4 persen

Bahkan si Ibas yang tidak jelas rekam jejaknya, apalagi prestasinya bisa memperoleh suara terbanyak kala itu lantaran mencalonkan diri lewat Partai Demokrat.

Lantas, apa yang membuat partai berwarna biru tersebut begitu cepat mencapai puncak kejayaan mengalahkan PKS, PAN dan Gerindra?

Slogan dan iklan ‘katakan tidak pada korupsi’.

“Partai Demokrat bersama SBY terus melawan korupsi tanpa pandang bulu. Katakan tidak pada korupsi,” demikian sepenggal pernyataan yang ada di iklan itu.

Dan kalau dibandingkan dengan partai-partai yang lain kala itu, hanya Partai Demokrat yang berani secara terang-terangan mengatakan akan terus melawan korupsi tanpa pandang bulu.

Hal ini yang kemudian membuat masyarakat berbondong-bondong memilih partai besutan SBY tersebut.

‘TAPI BOHONG,’ demikian judul lagu yang dinyanyikan oleh Popo Gingsul.

Ternyata katakan tidak pada korupsi itu hanya strategi marketing saja bro n sis untuk menarik minat orang memilih Partai Demokrat. Slogan itu tidak benar-benar terpatri di hati dan pikiran kader Demokrat.

Terbukti kok, orang yang menjadi bintang iklan ‘katakan tidak korupsi’ itulah yang justru korupsi.

Angelina Sondakh bintang iklan yang pertama dicyduk KPK. Ia diketahui menerima suap terkait pembahasan anggaran pembangunan Wisma Atlet Palembang.

Karena tidak jujur itu pun, Angie harus menerima resiko yang sangat besar yakni diberhentikan dari anggota DPR dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.

Selanjutnya, disusul oleh Andi Mallarangeng yang juga ditangkap KPK. Ia ditetapkan sebagai tersangka korupsi dalam kasus proyek Wisma Atlet Hambalang.

Karir yang dia bangun selama bertahun-tahun pun, hancur seketika karena korupsi tersebut.

Bahkan Andi terpaksa harus mengundurkan diri dari kursi Menpora yang sebelumnya dipercayakan SBY kepadanya.

Lagi-lagi karena tidak jujur.

Yang terakhir, bintang iklan ‘katakan tidak pada korupsi’ dicyduk KPK adalah Anas Urbaningrum. Ia berurusan dengan lembaga anti rasuah itu juga karena menerima gratifikasi dalam proyek Hambalang.

Tidak pelak, pasca ketahuan korupsi tersebut masa depan Anas jadi suram seketika.

Padahal karirnya moncer banget kala itu. Mulai dari menjabat sebagai Ketua PB HMI, anggota Presidium KAHMI, anggota KPU, anggota DPR, hingga terakhir ia menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Karena pencapaiannya itu pula, Anas dianggap sebagai politisi muda yang meyakinkan dan cerdas. Sehingga ia diprediksi akan jadi pemimpin masa depan atau jadi Presiden Republik Indonesia berikutnya menggantikan SBY.

Eh ternyata korup juga.

Gagal deh jadi pemimpin masa depan. Hehehe

Dan tidak hanya 3 orang itu lho kader Demokrat yang korupsi. Masih banyak lagi yang lain.

Akibatnya apa? Pada Pemilu 2014 perolehan kursi di DPR dan suara Partai Demokrat merosot tajam setajam pisau cutter.

Dari yang awalnya berada di posisi pertama merosot menjadi posisis ke-4 dari 10 partai yang lolos ke parlemen. Dan dari yang awalnya mendapat 150 kursi di DPR menjadi hanya mendapat 61 kursi saja.

Ngeri! Ternyata dampak korupsi tidak hanya ke pelaku tapi juga merembet ke partai pengusungnya.

Dan kalau dipikir-pikir, wajar juga sih Partai Demokrat diberi sanksi sosial seperti itu. Karena kadernya korupsi berjamaah bro. Kalau dihitung total duit negara yang telah mereka tilep, bisa jadi sudah mencapai ratusan miliar rupiah.

-o0o-

Sesuai prediksi, pada Pemilu 2019 perolehan suara Partai Demokrat turun lagi. Dari posisi ke-4 menjadi posisi ke-7 partai yang lolos ke senayan.

Padahal kala itu yang jadi Ketua umum masih Esbeye lho, yang diagung-agungkan sebagai ahli strategi.

Apalagi sekarang Partai Demokrat dipimpin oleh AHY. Yang jadi Ketum partai berkat giveaway dari Bapaknya. Makin modyar partai berlambang bintang Mercy.

Akibatnya apa? Jadilah Partai Demokrat dipimpin oleh politisi karbitan digoreng dadakan tiga lima ribuan.

Lihat saja kelakuannya. Hendak dikudeta oleh kader Demokrat yang lain malah mengirim surat permintaan klarifikasi kepada Presiden Jokowi. Dia yang mau jadi Cawapres tapi yang dibangga-banggakan justru prestasi Bapaknya. Bayu Airlangga yang terpilih sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jatim lewat jalur resmi yakni Musda tapi yang dilantiknya adalah Emil Dardak. Sukamto yang didukung oleh mayoritas PAC sebagai calon Ketua DPC Partai Demokrat Samarinda tapi malah Berkati yang ditunjuk. Dan lain-lain.

Jadi namanya saja Partai Demokrat, ternyata demokrasi tidak benar-benar berjalan di sana.

Wajar bila kemudian AHY ditolak keras jadi Cawapres Anies oleh Paloh. Karena orangnya saja kayak gitu. Sudah manja, otoriter pula.

Ini juga yang menjadi tanda-tanda alam kalau tidak lama lagi Partai Demokrat akan karam.

Dan yang namanya kader, gak mau dong naik perahu atau partai yang mau karam di lautan. Itulah kenapa banyak yang mengundurkan diri dari partai tersebut dan pindah ke partai lain.

Sebagai contoh yang kini lagi viral Soekarwo. Eks Gubernur Jatim itu kini tidak lagi jadi kader Partai Demokrat tapi sudah pindah ke Golkar.

Sebelumnya, menantunya Bayu Airlangga yang diperlakukan tidak adil oleh AHY di Musda Partai Demokrat Jatim juga sudah berlabuh ke partai berlambang pohon Beringin itu.

Kemudian, beberapa kader yang lain juga sudah banyak yang meninggalkan Partai Demokrat. Mulai dari TGB yang kini jadi kader Perindo, Ruhut Sitompul bermigrasi ke PDIP, Wahidin Halim mengungsi ke NasDem.

Dan ada banyak lagi kader di daerah yang juga resign dari Partai Demokrat.

Ngeri. Hehehe

Sementara, kader Demokrat seperti Cipta Panca Laksana dan Ardi Wirdamulia malah sibuk nyinyirin Ganjar dan Jokowi. Di saat kapalnya mau karam itu.

Sungguh terlalu.

ShareTweetPin

Related Posts

Ketahuan, Rizal Ramli dan Refly Harun Dkk Ketemu Rizieq
Berita Lainnya

Ketahuan, Rizal Ramli dan Refly Harun Dkk Ketemu Rizieq

31 January 2023
(Kufur Nikmat!!) AHY Sebut Indonesia Tidak Baik-Baik Saja, Annisa Pohan Party Sosialita
Berita Lainnya

(Kufur Nikmat!!) AHY Sebut Indonesia Tidak Baik-Baik Saja, Annisa Pohan Party Sosialita

30 January 2023
Ejek Indonesia dari Belakang, Terduga Koruptor Beras Anies Pengkhianat Bangsa!
Berita Lainnya

Jangan Tanya Tanggapan Anies Tentang Progres Sodetan Ciliwung, Baginya Terlalu Sepele

29 January 2023
Terimakasih Anies, Jakpro Tak Beri Deviden Selama 4 Tahun
Berita Lainnya

Terimakasih Anies, Jakpro Tak Beri Deviden Selama 4 Tahun

28 January 2023
Anies Dihajar Telak Oleh Video Dirinya Terlihat Ogah Disalami
Berita Lainnya

Anies Dihajar Telak Oleh Video Dirinya Terlihat Ogah Disalami

27 January 2023
Amien Rais Ikutan Bahas Firaun, Gak Ngaca Partainya Dikasih Lolos
Berita Lainnya

Amien Rais Ikutan Bahas Firaun, Gak Ngaca Partainya Dikasih Lolos

26 January 2023
Next Post
Rizal Ramli Disikat Mahfud Md, Digilas Ngabalin, Double Uppercut

Rizal Ramli Disikat Mahfud Md, Digilas Ngabalin, Double Uppercut

Discussion about this post

Berita Populer

Terbukti, Yang Munafik Disini Adalah Gerombolan Kadrun
Hukum

Terbukti, Yang Munafik Disini Adalah Gerombolan Kadrun

by hb
5 January 2021
0

Pembubaran FPI menimbulkan banyak stigma buruk buat pemerintahan dan pihak berwajib, bahkan ada pula yang menghubungkannya dengan kekalahan Ahok dalam...

Read more
Kritik Pemerintah, 10 Tahun SBY Dan Anak Buah Sudah Kerja Baik Untuk Rakyat ?

Kritik Pemerintah, 10 Tahun SBY Dan Anak Buah Sudah Kerja Baik Untuk Rakyat ?

14 January 2021
Keras Kepala! Murnarman Tetap Keras Dengan Pemikiran Pemberontaknya

Keras Kepala! Murnarman Tetap Keras Dengan Pemikiran Pemberontaknya

13 January 2021
Pingin Untung, Kedok Pepo Terbongkar

Pingin Untung, Kedok Pepo Terbongkar

18 February 2021
Ini Loh Buktinya Bahwa Warga DKI Tak Puas Dengan Si Badut

Ini Loh Buktinya Bahwa Warga DKI Tak Puas Dengan Si Badut

17 April 2021

Berita Lainnya

ISIS Tumbuh Di Tubuh FPI, Terbukti Tertangkapnya Munarman
Berita Lainnya

ISIS Tumbuh Di Tubuh FPI, Terbukti Tertangkapnya Munarman

25 February 2022
UAS Cari Pembelaan Setelah Diusir Singapura
Berita Lainnya

UAS Cari Pembelaan Setelah Diusir Singapura

20 May 2022
Agus Kena Tamparan Karena Tak Bisa Berpolitik
Opini

Agus Kena Tamparan Karena Tak Bisa Berpolitik

13 September 2021
Kasus Munjul, Edi Sumantri jadi Tersangka, Lusiana Menyusul?
Olahraga

Kasus Munjul, Edi Sumantri jadi Tersangka, Lusiana Menyusul?

3 June 2021
Molor Lagi, Sirkuit Formula E Kembali Direvisi Soal Aspek Keselamatan
Berita Lainnya

Molor Lagi, Sirkuit Formula E Kembali Direvisi Soal Aspek Keselamatan

30 March 2022
Sering Bikin Rusuh, Bahar Lebih Baik Busuh di Penjara
Opini

Sering Bikin Rusuh, Bahar Lebih Baik Busuh di Penjara

21 August 2021

© 2021 HijauBerita

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Olahraga
  • Serba Serbi

© 2021 HijauBerita