Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun sebenarnya tidak ada bedanya dengan Rocky Gerung, Said Didu dan Rizal Ramli. Sama-sama tukang nyinyir kayak emak-emak kompleks.
Padahal sudah tua.
Lihat saja Rizal Ramli. Usianya sudah 68 tahun ferguso. Tapi masih juga doyan nyebar hoax di Medsos. Gak ada bijak-bijaknya.
Said Didu, usianya 62 tahun tapi kelakuannya malah mencemarkan nama baik Luhut. Untung dia gak sampai masuk penjara kala itu karena dulu dilaporkan oleh Menko Marves tersebut ke polisi.
Sedangkan Cak Nun sudah berusia 69 tahun atau sudah masuk kategori Lansia, malah menghina Presiden Jokowi.
Padahal orang ini pekerjaannya adalah pendakwah lho. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai tokoh intelektual Muslim Indonesia. Kok makin tua bukannya makin bijaksana tapi makin gak ada akhlak.
Jadi beberapa waktu yang lalu, si Cak Nun ini seperti tanpa bersalah mengatakan Jokowi adalah Firaun.
Tega banget… Orang yang sudah pontang-panting banting tulang untuk negeri ini. Tiap hari bekerja untuk memajukan Indonesia malah disamakan dengan Raja Mesir yang sadis dan bejat itu.
Padahal Presiden Jokowi tidak pernah lho menganggap dirinya sebagai Tuhan. Dan orang nomor satu di Indonesia itu juga tidak pernah memerintahkan agar anak-anak dibunuh seperti yang dilakukan oleh Firaun.
Justru yang dikerjakan oleh presiden sebaliknya. Ibu hamil yang tidak mampu diberi Bansos PKH, BPNT dan Kartu Indonesia Sehat (KIS), supaya gizi anaknya dalam kandungan dan setelah lahir nanti tercukupi, serta bisa lahiran di Faskes (rumah sakit atau Puskesmas) meski tidak punya biaya.
Sedangkan anak-anak sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu diberi beasiswa Program Indonesia Pintar.
Pertanyaannya, di mana letak Firaun-nya?
Kalau Jokowi ada kekurangan dalam memimpin negeri ini wajar. Karena dia cuma manusia biasa kok. Tapi kalau ada yang mengatakannya Firaun, rasanya orang yang mengatakan tersebut bagian otaknya ada yang gak beres, alias sudah diracuni oleh virus Kadroen.
Lucunya, kelakuan gak ada aklhlak Cak Nun itu malah didukung oleh kader Partai Demokrat Benny K Harman pakek playing victim ala SBY.
“Cak Nun, jangan pernah takut dihina dan direndahkan, dicaci maki atau dibuli untuk menegakkan kebenaran, keadilan dan demokrasi.Teruskan edukasi rakyat tentang hak-hak asasi dan hak demokrasi mereka,” ujar politisi yang pernah menampar karyawan restoran di Labuan Bajo itu.
Siapa yang menghina, siapa pula yang disuruh jangan takut dihina. Benar-benar koplak.
Tidak menunggu waktu lama, Benny pun auto kena geprek rame-rame oleh netizen.
“Jangan pernah takut gamparin karyawan resto. Apalagi kalau statusnya anggota dewan kek lu ya Ben,” tutur pemilik akun Twitter @KdroneHunte.
Hahaha
Mentang-mentang anggota dewan, bertindak sesukanya. Rakyat digampar, orang yang menghina Presiden didukung.
Gak jauh beda dengan junjungannya AHY yang memperjuangkan, ‘rakyat boleh menghina kepala negara sesukanya’.
Mungkin Ketum partai hasil giveaway dari bapaknya itu lupa kali ya kalau istrinya Annisa Pohan pernah marah-marah karena anakanya Almira Tunggadewi Yudhoyono dibully pada 2020 silam.
Artinya apa? Tidak ada orang yang mau dihina ferguso. Termasuk presiden sekali pun.
Bahkan SBY lebih parah lagi. Dia dulu pernah melaporkan mantan Wakil Ketua DPR Zaenal Ma’arif ke polisi lantaran si Zaenal tersebut dianggapnya telah mencemarkan nama baik-nya.
Gak tahu, apakah AHY sudah lupa dengan kelakuan istri dan bapaknya itu? Ataukah karena dia memang benci sama Jokowi. Sehingga apapun cara dilakukan untuk menjatuhkannya.
Kemudian, Benny K Harman juga digeprek oleh pemilik akun Twitter @dodzilla76
Tanpa tedeng aling-aling netizen itu menautkan berita yang berjudul ‘Cak Nun Sindir Gaya Kepemimpinan Presiden SBY’ di kolom komentar cuitan Benny yang mendukung Cak Nun menghina Jokowi tersebut.
Hahaha
Kayaknya Waketum Partai Demokrat itu gak tahu kalau penceramah yang pernah dikeluarkan secara tidak hormat dari Ponpes Gontor tersebut pernah nyinyirin junjungannya juga.
Lantas, apa saja isi beritanya?
Cak Nun seperti tanpa bersalah mengatakan, estetika SBY sebagai kepala negara telah tercoreng lantaran rangkap jabatan (jadi presiden sekaligus jadi Ketum Partai Demokrat dan jadi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat).
“Sekarang malaikat mau jadi nabi, Ketua Majelis Tinggi mau jadi Ketua Umum. Kan lucu. Gak punya kualifikasi yang jelas,” ujarnya.
Memang kalau diperhatikan, SBY kala itu rakus juga akan kekuasaan. Masa 3 jabatan sekaligus dia pegang.
Kayak gak ada orang lain lagi saja di Partai Demokrat. Padahal Roy Suryo pada tahun 2013 silam masih jadi kader aktif lho. Dia sebenarnya bisa ditunjuk sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Kalau SBY mau.
Ternyata ini juga hikmahnya di balik cuitan Benny K Harman yang mendukung Cak Nun menghina Presiden Jokowi tersebut. Orang-orang jadi paham kalau ternyata majikannya (Esbeye) yang terkenal sebagai raja mangkrak itu tamaknya minta ampun.
Discussion about this post