Dikutip dari TEMPO.CO, menurut Ketua DPP Partai NasDem, Sugeng Suparwoto, mengatakan bahwa piagam deklarasi Koalisi Perubahan yang sedianya terdiri dari Partai NasDem sendiri, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat sudah siap. Ketiga partai politik tersebut tinggal mencari momentum yang tepat untuk mendeklarasikan koalisinya. Namun terkait paket calon presiden (Capres) serta calon wakil presiden (Cawapres) yang akan mereka usung pada Pemilihan Presiden (PIlpres) 2024 mendatang, Sugeng belum dapat memastikan apakah akan diumumkan sekalian dalam deklarasi tersebut.
Hmmm …, agak membagongkan. Bukankah sebelumnya ketiga partai politik tersebut sudah satu suara untuk mengusung mantan Mendikbud, Anies Baswedan, sebagai capres dalam komitmen kerja sama melalui Koalisi Perubahan? Tambah meragukan.
Iya, meragukan. Apakah itu artinya pencapresan Anies belum sepenuhnya diyakini? Anies tidak diakui kekuatan dan potensinya??
Sebenarnya dapat dimengerti ketika kemudian persetujuan dari PKS dan Demokrat terhadap pencapresan Anies diragukan. Bisa jadi keduanya hanya sedang mengimbangi manuver Surya Paloh yang sebelumnya menemui Partai Gerindra, Partai Golkar, dan Presiden Jokowi. PKS dan Demokrat jiper juga jika sampai ditinggal NasDem!
Tapi tanpa itupun dapat dimengerti bila kemudian mereka belum haqqul yaqin pada kapasitas dan kapabilitas Anies sebagai calon presiden. Dapat dipahami.
Anies sudah terbukti tidak memberi efek yang bombastis pada mereka, para partai politik yang coba mengusungnya itu. Tidak ada lonjakan yang berarti pada masing-masing elektabilitasnya. Bagi PKS dan Partai Demokrat Anies hanya memperkuat simpatisannya saja, tidak menambah ceruk suara yang diharapkan mampu menaikkan perolehan kursi pada pileg nanti.
Bagi Partai NasDem agaknya yang paling bikin miris. Elektabilitasnya merosot tajam, bahkan terancam tidak akan lolos parliamentary threshold di pemilu 2024 mendatang. Sementara Anies sendiri sebagai calon presiden juga tidak memperlihatkan lonjakan elektabilitas yang berarti. Masih kalah dari Ganjar, dan hanya mampu bersaing dengan Prabowo.
Untuk itulah kemudian Surya Paloh mencoba membuka jalan lain. Bertemu dengan pentolan kubu politik lainnya, dengan harapan dapat memberi peluang yang baru dan lebih menjanjikan.
Belum pastinya paket pasangan capres-cawapres dalam rencana deklarasi koalisi NasDem-PKS-Demokrat menggambarkan bahwa secara internal, mereka masih belum seratus persen kompak. Masih gontok-gontokan, rebutan “jatah”, dan bisa jadi masih sengit saling nego soal sumbangan logistik. Serta tidak adanya keyakinan yang kuat terhadap Anies dan nama-nama calon pasangannya, masing-masing dari PKS dan Partai Demokrat, yang selama ini kabarnya menjadi calon terkuatnya.
Discussion about this post