HAARP sedang trending setelah gempa yang meluluhlantakan Turki dan Suriah hingga menyebabkan lebih dari 10 ribu orang tewas.
HAARP adalah singkatan dari High Frequency Active Auroral Research Program, yaitu sebuah teknologi yang dikembangkan dari riset tentang ionosfer yang didukung oleh militer Amerika Serikat dan Universitas Alaska.
Teknologi ini memiliki satu unsur perangkat yaitu Ionospheric Research Instrument atau IRI yang terletak di Alaska. Perangkat ini berupa 180 antena radio yang bisa mentransmisikan gelombang radio frekuensi tinggi ke atmosfer.
Perangkat tersebut digunakan untuk mengamati reaksi yang terjadi di ionosfer akibat paparan gelombang frekuensi tinggi. Reaksi itu berupa proses paparan badai Matahari yang memicu aurora karenanya eksperimen ini disebut aurora buatan, tetapi dengan skala lebih kecil.
Nah, HAARP kemudian dituding sebanyak penyebab terjadinya gempa tersebut.
Isu ini datang dari sebuah video yang sangat viral, yang memperlihatkan sebuah kilat sesaat sebelum terjadinya gempa di Turki. Narasinya adalah kilat tersebut adalah sinar yang muncul karena senjata energi HAARP ditembakkan dari kapal militer yang dimiliki oleh Amerika Serikat.
“Awan sebelum gempa muncul akibat senjata AS memberi energi pada ionosfer untuk menciptakan gempa buatan pada 2 Februari 2023. AS ingin membuat gempa buatan di Istanbul,” kata netizen.
Betulkah itu?
Sebelum saya menjelaskan pendapat saya, mari kita dengar dulu penjelasan dari Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono. Dia membantah gempa di Turki akibat penggunaan teknologi HAARP. Kilat yang terlihat di video adalah fenomena earthquake lights atau EQL. Adalah hal yang wajar terjadi fenomena lighting saat terjadinya pelepasan energi gempa. Itu adalah aktivitas gelombang elektromagnetik.
Dokter Tifa kemudian menyindir Daryono.
Tifa adalah salah satu orang paling stres yang pernah saya temui. Stresnya mengerikan. Bikin dia ngawur pada tingkat yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Kadar stresnya sudah cetak rekor dunia.
Tifa juga percaya kalau gempa Turki adalah akibat ulah HAARP, yang dia klaim sebagai sebagai teknologi Amerika yang bisa menciptakan gempa bumi.
Tifa bahkan mengindikasikan bahwa Gempa di Aceh pada Desember 2004 lalu juga gara-gara HAARP.
“Mana orang BMKG @DaryonoBMKG yang kemarin bully saya? Ilmu mu kurang jauh, mas. Sana belajar HAARP sama Profesor Haluk Özdil,” tulis Dokter Tifa di Twitter sambil menyebut akun Twitter Daryono.
Coba kita bandingkan.
Daryono adalah salah satu pakar gempa BMKG yang merupakan alumni dari universitas terkenal seperti UI, UGM dan Universitas Udayana.
Sedangkan Haluk Ozdil bukan peneliti atau profesor seperti diklaim Tifa. Berdasarkan penelusuran media yang saya baca, dia adalah penulis yang menerbitkan sejumlah buku dengan tema-tema kontroversial, misalnya teori konspirasi di sekitar Hitler.
Dia juga punya channel YouTube. Isi kontennya penuh konspirasi unik. Contohnya, hubungan kapal perang Amerika Serikat dengan Gempa Turki, illuminati, dan daftar pemimpin dunia yang dikendalikan oleh reptil.
Silakan kalian nilai sendiri siapa yang lebih layak dipercaya.
Bagaimana dengan pendapat saya?
Saya mah lebih suka yang logis dan masuk di akal orang waras. Seandainya Amerika memang menggunakan teknologi HAARP untuk mengguncang Turki dan Suriah, untuk apa?
Apakah karena Turki tak mau menyetujui Swedia dan Finlandia masuk NATO? Swedia dan Finlandia mengajukan diri bergabung ke NATO, dan semua negara anggota harus setuju. Tapi Turki menolak. Tidak lama kemudian Turki dilanda gempa.
Kalau narasinya begini, saya bisa katakan Amerika adalah negara paling bodoh. Swedia dan Finlandia, kalau pun tidak gabung NATO, bukan kerugian besar bagi mereka.
Kalau memang gempa bisa disebabkan HAARP, ngapain Amerika targetkan Turki dan Suriah? Bukankah lebih bagus targetkan Rusia, China dan Korut? Luluh lantakkan ketiga negara itu maka Amerika akan jadi penguasa mutlak dunia ini. Tak ada pesaing berbahaya lagi.
Ngapain capek-capek hancurkan Turki? Ibarat Anda buka bisnis, tentunya kalau mau jahat, Anda akan hancurkan pesaing yang lebih hebat dari Anda, kan? Ngapain hancurkan pesaing yang levelnya di bawah Anda? Ini namanya bodoh.
Konspirasi, apa pun bentuknya akan selalu ada, apalagi kalau ada bencana super besar. Selalu ada cocoklogi seperti ini.
Contoh lainnya, bumi datar. Meski sudah dibuktikan bumi itu bulat, tetap saja ada yang ngotot kasih bukti bumi datar dengan berbagai teori konspirasi. Gak sekalian bilang aja kalau bumi itu gepeng seperti bakso gepeng.
Discussion about this post