Politik identitas itu berbahaya, bisa memecah belah dan merusak keharmonisan antar masyarakat. Tapi politik model begini sangat doyan dipakai beberapa orang demi memuluskan ambisinya untuk berkuasa. Pilkada DKI 2017 adalah salah satu contoh buruk dari penggunaan politik identitas dari kelompok penjual agama.
Partai Ummat, saat dibentuk sudah diketahui arah politiknya akan ke mana. Dari nama partainya, sudah ketahuan akan bawa-bawa agama untuk mencapai ambisinya.
Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi menegaskan partainya akan mengusung politik identitas Islam dalam menghadapi Pemilu 2024.
“Kami akan secara lantang mengatakan, ‘Ya, kami Partai Ummat, dan kami adalah politik identitas’,” kata Ridho dalam pidatonya di pembukaan Rakernas Partai Ummat.
Dia bilang, tanpa moralitas agama, politik akan kehilangan arah.
“Kita akan jelaskan tanpa moralitas agama, politik akan kehilangan arah dan terjebak dalam moralitas yang relatif dan etika yang situasional. Ini adalah proyek besar sekularisme, yang menghendaki agama dipisah dari semua sendi kehidupan, termasuk politik,” kata dia.
Seolah belum cukup dia membuat sensasi, dia bahkan tegas mengatakan Partai Ummat akan membangun perjuangannya dari masjid. Menurutnya, politik gagasan di dalam masjid tidaklah dilarang, melainkan politik provokasilah yang dilarang untuk dilakukan di masjid.
Menggelikan sekali partai seumur jagung ini. Rumah ibadah harus steril dari unsur politik, tidak peduli apa tujuannya. Rumah ibadah ya dipakai untuk ibadah. Kalau dipakai untuk politik, bukan lagi rumah ibadah namanya, tapi rumah politik.
Sebenarnya, kelompok yang tak punya gagasan dan prestasi, hampir pasti akan gunakan cara yang mudah yaitu politisasi agama. Ini cara paling cepat untuk menggalang dukungan masyarakat.
Partai politik juga begitu. Partai yang tidak bisa bersaing secara gagasan, pasti akan gunakan jalur instan untuk bersaing. Politisasi agama atau memanfaatkan rumah ibadah untuk melancarkan strategi politiknya.
Ini memang berbanding lurus dengan kenyataan di lapangan. Partai yang cuma bisa jualan agama, isi kadernya kebanyakan hanya mikirian agama doang. Lihat PKS dan Depok. Dua dekade dipimpin PKS, Depok seperti stagnan. Sibuk pencitraan dan bikin kebijakan receh.
Partai Ummat kalau tidak pakai politik identitas, pasti akan langsung out dan lenyap dari peredaran dunia politik. Nyaris tidak ada yang bisa dibanggakan. Amien Rais adalah pecundang politik, bahkan disebut sebagai rajanya gelandangan politik oleh netizen. Kadernya juga bikin ketawa. Buni Yani, tukang kompor kasus Ahok. Yang satu lagi bernama Mustofa, pernah ajukan penangguhan penahanan dengan menjaminkan istri sendiri. Ketua umumnya adalah menantu Amien sendiri.
Sebenarnya Partai Ummat ini sedang menggali lubang kubur sendiri dengan mengaku sebagai partai politik identitas. Ideologi ini adalah upaya bunuh diri politik. Anies saja berusaha membersihkan namanya yang terlanjur dicap sebagai bapak politik identitas, partai ini malah berlagak bisa sukses dengan mengusung politik identitas.
Memang tidak ada yang melarang Partai Ummat mau pakai politik identitas. Tapi ini menjijikkan. Etika politik tidak ada lagi dalam kamus mereka. Ini sejalan dengan Amien Rais yang memang tidak punya etika dalam berpolitik. Penyakit bobrok Amien Rais menular hingga ke partai.
Partai Ummat sudah terang-terangan menjadikan partai ini sebagai partai yang akan menghalalkan segala cara demi mencapai ambisi politik, termasuk melakukan politik identitas. Rumah ibadah akan dijadikan benteng politik.
Sudah selayaknya partai ini gurem dan bila perlu musnah saja dari politik tanah air. KPU sudah salah kaprah meloloskan Partai Ummat. Padahal di verifikasi pertama sudah gagal. Biarkan saja gagal. Sekarang mereka lolos dan berpotensi bikin gaduh lewat politik identitas.
Partai Ummat merengek saat kena masalah, dan saat ditolong dan diberi kesempatan kedua, mereka menjadi liar dan menjadi sosok yang berpotensi mengancam keharmonisan politik.
Anies juga hadiri acara Partai Ummat. Partai Ummat mau usung politik identitas, Anies ada di sana, berarti menerima Partai Ummat. Mau sekuat apapun usaha untuk menghilangkan citra politik identitas, Anies akan tetap kembali ke habitatnya. Kalau Partai Ummat juga mendukung Anies, maka welcome to politik identitas.
Sungguh kurang ajar partai satu ini.
Discussion about this post