Selain cerita horor soal adanya pelecehan terhadap salah satu awak media peliput acara atau pernyataan tegas yang akan tetap melakukan politik identitas, Rakernas ke-1 Partai Ummat ternyata menyajikan satu hal yang menarik. Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais mengaku bahwa tetap mendoakan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, agar cita-citanya menjadi presiden dapat tercapai meski saat ini Partai Ummat telah mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2024.
“Mudah-mudahan juga tercapai apa yang dicita-citakan, dia ingin jadi Presiden, tetapi asal didukung Jokowi,” kata Amien saat ditemui di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (15/2/2023).
Mbah Amien mengatakan, nama Prabowo sebenarnya masuk ke dalam bursa capres yang hendak diusung Partai Ummat, selain Anies dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Namun kemudian Anies lah yang dipilih oleh Partai Ummat.
Hmmm, ada bau-bau “prank” agaknya dibalik keputusan Partai Ummat itu. Iya.
Anies menjadi seperti sebuah “akar” ketika “rotan” yang diharapkan oleh Mbah Amien ternyata tidak ada. Anies menjadi calon presiden yang sifatnya: daripada tidak ada.
Tapi di lain sisi hal tersebut juga menunjukkan bahwa Mbah Amien cukup tahu apa yang diinginkan oleh kader, pendukung, dan simpatisan Partai Ummat. Dengan mengusung Anies, artinya itu sesuai dengan yang diinginkan oleh simpatisannya. Anies dijadikan sebagai alat saja oleh Partai Ummat demi berusaha mengeruk suara.
Partai Ummat tampaknya juga berharap keputusan untuk mengusung Anies bisa menjadi penggaet suara dari ceruk yang lebih besar. Namun sayangnya Partai Ummat harus bersaing dengan PKS, Partai Demokrat, dan Partai NasDem.
Tapi bukan berarti Partai Ummat pasti tidak kebagian. Bukankah banyak simpatisan Partai Amanat Nasional (PAN) yang berbeda dengan sikap resmi partai dan kemungkinan kemudian menjadi pemilih Anies? Partai Ummat sebagaimana diketahui punya hubungan dengan PAN, karena sama-sama didirikan oleh Amien Rais, berkemungkinan menjadi pilihan dari simpatisan PAN yang memilih Anies tadi.
Nah, itu tadi yang positif-positif. Namun dengan pernyataan dari Mbah Amien yang tetap mendoakan Prabowo bisa menjadi presiden, seharusnya mesti dimaknai sebagai sebuah penghinaan bagi Anies. Sebuah sikap tidak senonoh dari seorang tokoh sekaliber Mbah Amien itu.
“Prank” yang membuat Anies tidak akan kemana-mana. Sebuah kejadian yang seharusnya mempermalukan Anies, memperlihatkan betapa tidak berharga dirinya mantan Mendikbud itu.
Discussion about this post