Sedikit cerita pengakuan dari Din Syamsuddin. Dia ikut hadir di acara Rakernas Partai Ummat. Ada sebuah cerita, yang berawal ketika Partai Ummat belum resmi terbentuk.
Saat itu, Amien Rais datang ke rumahnya. Dia pikir Amien Rais datang untuk mengajaknya membentuk partai baru. Jika betul benar demikian, Din Syamsuddin akan langsung menyambutnya.
Tapi bukan itu tujuan kedatangan Amien Rais. Dia justru mengajak Din Syamsuddin untuk ikut mendesak Jokowi mundur sebagai Presiden. Amien Rais bersama dengan 10 tokoh bangsa yang entah siapa, mau datangi istana, minta waktu bertemu dengan Jokowi dan mendesaknya mundur. Jika permintaan pertemuan itu ditolak, maka Amien Rais akan menggelar konferensi pers di depan istana.
Saya jadi teringat dengan ucapan dia yang meminta Jokowi dan Luhut untuk periksa kejiwaan ke psikolog, karena diduga mengalami sebuah gangguan kejiwaan bernama sindrom narsisistik megalomania.
Sekarang mungkin Amien Rais yang perlu periksa kejiwaan ke psikolog. Kakek satu ini terlalu dengki dengan pemerintah. Mungkin tiap malam susah tidur karena selalu mikirin Jokowi yang nggak lengser-lengser.
Dia pikir melengserkan presiden cukup dengan datang ke istana negara dan meminta mundur. Kebanyakan nonton film atau mimpi di siang bolong. Atau mungkin kurang gizi sehingga agak bermasalah dalam berpikir logis.
Ini adalah sebuah tanda bahwa Amien Rais kepingin banget jadi presiden tapi nggak kesampaian. Kebencian itu lalu dilampiaskan dengan ucapan-ucapan nggak masuk akal seperti orang yang baru bangun tidur.
Sampai detik ini pun, Amien Rais masih nggak belum terima fakta Jokowi sebagai presiden. Mungkin maunya dia yang jadi presiden, maksudnya presiden-presidenan ecek-ecek.
Amien Rais lagi galau karena makin tua, ambisinya makin nggak terjangkau. Mau jadi presiden? Mimpi. Jadi ketua RT aja belum tentu ada yang mau milih.
Kalian pasti setuju kalau KPU dulu harusnya tidak usah ladeni Amien Rais yang ngambek karena partainya nggak lolos verifikasi. Harusnya biarkan saja partai ini tenggelam dan lenyap.
Partai Ummat, saat dibentuk sudah diketahui arah politiknya akan ke mana. Dari nama partainya aja, sudah ketahuan akan bawa-bawa agama untuk mencapai ambisinya.
Kelompok yang nggak punya gagasan dan prestasi, hampir pasti akan gunakan cara yang mudah yaitu politisasi agama. Ini cara paling cepat untuk menggalang dukungan masyarakat.
Partai politik juga begitu. Partai yang nggak bisa bersaing secara gagasan, pasti akan gunakan jalur instan untuk bersaing. Politisasi agama atau memanfaatkan rumah ibadah untuk melancarkan strategi politiknya.
Partai Ummat akan gunakan segala cara agar mendapatkan banyak suara di pemilu.
Tidak ada pilihan lain selain melawan balik. Para pengguna politik identitas harus dilengserkan dari dunia politik. Demi ambisi yang membabi buta, mereka tidak malu gunakan politik identitas. Kita tidak boleh membiarkan mereka menguasai NKRI. Mereka ini sudah kotor hatinya. Mau dicuci pakai apapun ya percuma. Tetap terlihat kotor.
Mereka benci Jokowi dengan alasan kepemimpinan membabi buta yang menghancurkan bangsa. Justru orang seperti Amien Rais inilah yang sesungguhnya bikin gaduh.
Sebenarnya Partai Ummat ini sedang menggali lubang kubur sendiri dengan mengaku sebagai partai politik identitas. Pendukung Anies aja pontang-panting membersihkan namanya yang terlanjur dicap sebagai bapak politik identitas, partai ini malah berlagak bisa sukses dengan mengusung politik identitas.
Sudah selayaknya partai ini gurem dan bila perlu musnah saja dari politik tanah air. KPU sudah salah kaprah meloloskan Partai Ummat. Partai Ummat merengek saat kena masalah, dan saat ditolong dan diberi kesempatan kedua, mereka menjadi liar dan menjadi sosok yang berpotensi mengancam keharmonisan politik.
Apalagi barusan Partai Ummat resmi mendukung Anies sebagai capres. Partai Ummat mengusung politik identitas. Anies dianggap bapak politik identitas. Pengasong politik identitas pasti akan dukung Anies. Jadi kita harus semangat menenggelamkan mereka. Partai Ummat harus diguremkan sampai jadi abu. Ini sudah keterlaluan dan nggak bisa dibiarkan. Makin dibiarkan, mereka makin ngelunjak.
Ajakan untuk berpolitik dengan etis, tidak akan didengarkan oleh Partai Ummat. Amies Rais adalah model politikus nggak berguna yang makin tua, makin seperti anak-anak.
Discussion about this post