Sandiaga Uno bisa dibilang politisi paling tajir di negeri ini. Bayangkan saja harta kekayannya mencapai Rp 10,6 triliun.
Serakus-rakusnya kader Partai Demokrat mengumpulkan harta kekayaan lewat jalur korupsi seperti Lukas Enembe, Andi Mallarangeng dan M Nazaruddin masih tidak ada apa-apanya harta yang mereka miliki tersebut jika dibandingkan dengan harta Sandi.
Hal inilah yang kemudian membuat Prabowo tertarik untuk mengajaknya bergabung di Gerindra kala itu.
Eh bak gayung bersamput, Sandi langsung setuju bergabung bersama partai berlambang burung Garuda tersebut.
Nah dengan modal besar yang dia miliki, Sandi benar-benar memberi manfaat bagi Gerindra. Seperti pada Pilgub DKI 2017 lalu, ia yang paling banyak keluar duit untuk mendanai kampanye yakni Rp 108 miliar.
Sedangkan Anies, bisa jadi gak sampai 2,5 persennya duitnya yang keluar untuk mendanai kampanye waktu itu. Karena harta kekayaannya saja hanya Rp 5,6 miliar.
Dan berkat didukung oleh dana yang gede tersebut, plus didukung oleh Kadrun 212 mereka berhasil mengalahkan pasangan Ahok-Djarot.
Tidak hanya itu, Anies juga masih sempat-sempatnya minjam duit Sandi sebesar Rp 50 miliar.
Memanfaatkan duit Sandi untuk kepentingan politik ini terus berlanjut di Pilpres 2019.
Kala itu kita tahu sendiri bahwa yang jadi Capres Prabowo (kader Gerindra) dan yang jadi Cawapresnya Sandi (kader Gerindra).
Lantas, kenapa PKS dan PAN mau mengusung keduanya yang sama-sama kader Gerindra tersebut?
Karena dibayar ferguso. Menurut Wasekjen Partai Demokrat kala itu Andi Arief, PKS dan PAN dibayar masing-masing Rp 500 miliar untuk mendukung pasangan Prabowo-Sandi.
Hal ini terkonfirmasi dari pernyataan Sandi bahwa ia telah menghabiskan duit Rp 1,4 triliun untuk ikut Pemilu.
Siapa coba yang gak mau dikasih cuan Rp 500 miliar cuma dengan mengusung Prabowo-Sandi doang?
M Taufik saja hanya dikasih lobster langsung menyatakan dukungan kepada Anies. Apalagi Rp 500 miliar. Hehehe
Hal ini pula yang membuat PKS ketagihan.
Ternyata memanfaatkan duit Sandi itu enak. Seenak memanfaatkan duit hasil korupsi sapi.
Jadi, tidak ada angin tidak ada hujan karena memang lagi musim kemarau, tiba-tiba partai itu mengatakan membuka peluang menduetkan pasangan Anies-Sandi sebagai Capres/Cawapres pada Pilpres 2024 mendatang.
Yang mana hal tersebut diungkapkan oleh politisi PKS Andy Azizi bahwa di internal PKS saat ini muncul usulan agar Anies diduetkan dengan Sandiaga Uno saja.
Padahal kalau PKS benaran menduetkan pasangan itu bukan tanpa resiko lho.
Pertama, menutup peluang bagi kadernya Aher untuk ikut Pilpres.
Kedua, bisa bikin kecewa kader PKS Jatim yang telah mengusulkan Khofifah sebagai Cawapres Anies.
Dan ketiga, PKS harus meyakinkan Partai Demokrat agar partai berlambang bintang Mercy tersebut merelakan Ketumnya tidak jadi cawpares Anies.
Meyakinkan Partai Demokrat ini yang sulit. Karena selama ini partai besutan SBY tersebut getol banget menyuarakan dukungan kepada AHY agar jadi Cawapres.
Lha wong harta yang paling berharga yang dimiliki oleh Partai Demokrat cuma AHY doang kok.
SBY pengaruhnya sudah habis.
Partai Demokrat citranya sudah buruk lantaran ‘katakan tidak pada (hal) korupsi’.
Kemudian, hingga tahun 2023 ini masih saja ada kadernya yang ditangkap KPK karena korupsi.
Teranyar kader Demokrat yang dicyduk oleh lembaga anti rasuah itu adalah Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak.
Sebelum ditangkap ia menjabat sebagai Wakil Ketua I DPD Partai Demokrat Papua.
Jadi, lengkap sudah penderitaan DPD Partai Demokrat Papua. Sebelumnya, ketuanya Lukas Enembe yang dicyduk KPK, juga karena ‘katakan tidak pada (hal) korupsi’.
Sungguh terlalu. Hehehe
Sehingga satu-satunya jalan agar tidak gurem ya Partai Demokrat harus dapat efek ekor jas. Syaratnya AHY harus jadi Cawapres.
Tidak masalah Anies-AHY kalah, tapi kalau putra sulung SBY itu ikut Pilpres, sudah bisa dipastikan perolehan suara Partai Demokrat akan meningkat.
Berat memang tugas PKS, meyakinkan partai yang demikian.
Tapi demi cuan. Apapun dilakukan. Hehehe
Hanya saja, belum juga sempat niat jahat dijalankan, sudah keburu ketahuan oleh Prabowo.
Tidak pelak, Ketum Gerindra itu langsung menolak dengan tegas Sandi dipasangkan dengan Anies.
Karena dia paham betul kalau Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut jika dipasangkan dengan Anies pasti akan diporotin.
“Soal Mas Sandi saya kira dia sudah menjawab berkali-kali di semua forum, bahwa dia patuh dan akan menaati putusan partai,” ujar Menteri Pertahanan itu dengan nada serius.
Yang kita tahu sendiri bahwa Partai Gerindra sudah memutuskan mengusung Prabowo sebagai Capres 2024.
Begitupun dengan Sandi sudah kapok diporotin oleh PKS dan kawan-kawan.
Hasilnya juga gak ada.
Artinya ia juga menolak dipasangkan dengan Anies itu.
Terakhir, kalau AHY mau jadi Cawapres Anies, sebenarnya cukup gampang. Siapkan duit.
Itu saja.
Karena PKS pada dasarnya memprioritaskan Cawapres yang bisa mendanai kampanye.
Discussion about this post